Di Balik Peluncuran Edisi Revisi Buku “A.Amiruddin Nakhoda dari Timur” (9): Di Masjidil Aqsa Kami Memelukmu dengan Takzim…

Masjidil Aqsa
Prof A. Amiruddin (tengah(

NusantaraInsight, Makassar — Di Masjidil Aqsa Yerussalem lebih kurang setahun yang lalu, saya (Radi A.Gany) , Prof. Basri Hasanuddin, Prof Idrus A.Paturusi saling berangkulan memelukmu dengan takzim dan sadar bahwa dalam perjalanan hidup kami masing-masing engkau adalah sosok yang sangat berperan.

Dengan isak sesenggukan Prof. Basri mengakui dengan sangat rendah hati bahwa perananmu sungguh besar dalam meraih sukses dalam perjalanan kariernya selama ini.

Kami semua mengakui hal itu pada diri kami masing-masing. Pak Amir selalu konsisten menilai bahwa seorang pemimpin sejati adalah orang yang mampu menyiapkan kader-kader pemimpin baru.

Melalui kebersahajaanmu kau telah menorehkan keteladanan dalam diri kami, meskipun tidak sepenuhnya mampu menyamaimu.

Salah satu nasihat yang beliau sampaikan kepada saya, mungkin juga kepada banyak orang, ketika saya diberi kepercayaan menjadi Bupati Wajo adalah perlunya keteguhan dan ketegasan sikap sebagai pemimpin. Percayalah sepenuhnya kepada stafmu sampai ia membuktikan sendiri bahwa ia memang layak dipercaya atau tidak dipercaya. Jangan habiskan waktumu untuk mendengarkan rumor dari orang yang selalu punya kepentingan. Itu hanya akan menumbuhkan sikap ragu-ragu yang pantang dimiliki oleh seorang pemimpin.

BACA JUGA:  AB Iwan Azis dan Cerita di Balik Nama Jalan Athirah Raya dan Jalan Hajah Saripah Raya

Di kesempatan yang lain, ketika berkunjung ke Kabupaten Wajo, ia kembali menyampaikan nasihat yang sulit saya lupakan. Di teras rumah jabatan ia berpesan kepada saya.

“Bekerjalah dengan penuh kesungguhan. Maksimalkan kemampuan yang kau miliki. Tak perlu kau ke sana kemari membangun dan ‘menjual’ citra. Cepat atau lambat peluang itu akan datang sendiri kepadamu. Jabatan yang akan mencarimu’’.

Saya tidak bisa melupakan nasihat itu, karena ia sendiri telah membuktikannya. Berkali-kali kesempatan dan jabatan mencarinya, tanpa harus kehilangan independensi.

Selamat jalan Prof. Amiruddin. Tuhan pasti akan menempatkanmu dalam pelukan kasih sayang yang setimpal dengan jasa-jasa besarmu. Kau adalah khalifah sejati dan tempatmu adalah di surga abadi Sang Pencipta, Jannatul Firdausi.Inna Lillahi Wainna Ilahi Rajiun. (Bupati Wajo 1988-1993, Rektor Unhas 1997-2006, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden 2004-2008). (Bersambung, MDA).