Karya: Rusdin Tompo
gelas di meja
dingin
sendiri
tak ada kopi hangat dituang
hanya ada bayangnya
dan sendok yang masih menelungkup rapi
tak ada lelaki yang biasa hadir mengakrabi
padahal sendok rindu didentingkan pada bibir gelas
gelas rindu pada seruput bibir lelaki berlarik manis
yang cintanya pada kopi tak lekang
meski kalender berganti
gerangan apa lelaki itu tak menemui pasangannya
kudengar punggungnya berkeringat puisi
ia demam pada kafe pada rindu senda
pada kursi yang menghadap jendela
pada jendela yang memberi ruang baginya menatap lautan
pada larutan ide-idenya yang ditemani kopi
kucoba bertanya pada gelas
tak ada suara didih air
sunyi
percuma katanya jika tanpa kopi
kopi yang adalah karib lelaki itu.
Gowa, 5 Januari 2021