Kopi tak hirau
Apakah ia diminum atau dinikmati
Apakah ia direguk atau diteguk
Semua debat kusir itu sudah teraduk jadi aroma
Terekam kental pekat dalam hitamnya
Hingga memikat sesiapa duduk berlama-lama
Sendiri atau bersesama
Kopi tak peduli
Apakah ia disuguhkan di gelas atau cangkir
Apakah ia ditemani gula aren atau gula pasir
Semua diskusi itu sudah didih dalam panasnya
Bagai saudara sedarah tapi beda lidah
Layaknya politik yang tak harus sejalan sepilihan
Kopi tak butuh
Apakah ia berada di kafe berkonsep retro atau industrial
Apakah ia di kedai kaki lima berbangku kayu
Baginya itu hanya soal gaya
Bisa saja sekadar keren pada tampak rupa
Bukan hakikat jati diri ia mengada
Rasa pahit mengajarkannya agar berarti daripada semu puja-puji.
Gowa, 12 Juni 2024