Oleh : Rahman Rumaday
NusantaraInsight, Makassar — Sore itu tepatnya di hari sabtu, tanggal 4 November 2023 dari sudut ruang teras KAFE BACA Jl. Adhyaksa No. 2 Makassar, Sulawesi Selatan, di ujung timur Kota Makassar, saat matahari hampir menyingkir dari langit dunia, langit tiba-tiba berubah. Awan-awan gelap memuntah dari arah utara, membentuk antrian mendung yang tak terhingga. pertanda sepertinya akan turun hujan yang pertama kali di Kota berjulukan “ANGIN MAMIRI” dalam hati kecil saya berkata demikian. Setelah sekian bulan penduduk bumi Angin Mamiri hidup dalam musim kemarau yang tak berujung, dan juga penduduk bumi Sulawesi Selatan dan mungkin penduduk bumi lain di Indonesia merasakan beruntung karena momen yang ditunggu akan datang menjelang Sholat Ashar menyingkirkan debu yang keluar dari pori-pori kulit bumi, membasahi kulit bumi tempat manusia berpijak, dan bertahta.
Entah kapan akan berakhir? Hanya kuasa Allah atas ikhtiar hamba-Nya dalam do’a yang dipanjatkan. Karena hanya kepada-Nya-lah tempat mengadu, tempat berkeluh kesah, dan Dia-lah (Allah) tempat curhat terbaik “Siapa yang mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (Hadits)
Saya jadi teringat dengan bagaimana kisah Nabi Yakub mengalami kesedihan yang mendalam ketika harus kehilangan putranya yang bernama Yusuf atas makar yang dilakukan oleh anak-anaknya yang lain terhadapnya bahkan anak-anaknya tersebut mengira bahwa dengan cara itu ayah mereka akan bertambah sakit dan sedih, namaun apa jawaban Nabi Yakub atas musibah yang menimpanya? “Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86).
Sebagaimana Allah SWT.Berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 186 yang artinya : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.”
Kesemuanya itu adalah bahwa Allah menguji hamba-Nya sampai dimana perasaan sabar yang ada dalam dadanya dan rasa syukur atas apa yang didapatkan. “Allah tidak akan menurunkan sebuah cobaan melewati kadar kemampuan yang dimiliki hamba-Nya.”
“(Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.” (QS Al Baqarah: 60)