News  

PRAKARSA MAHARDIKA, KEBANGKITAN KEARSIPAN SOKONG PENUH KEBANGKITAN NASIONAL (Refleksi 54 Tahun Kearsipan Nasional)

NusantaraInsight, Makassar — Hiruk pikuk kebangsaan dan pemerintahan terus berjalan tanpa henti, berlari cepat mengejar ketertinggalan menggapai sebuah kemajuan bangsa yang namanya kesejahteraan rakyat. Tanpa terasa bangsa ini secara alamiah jika ditilik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah tersuguhkan suatu kisah yang menjadi history pahit getir maupun senyum manis sebuah negara yang namanya Indonesia, baik sebelum merdeka, saat merdeka dan pasca kemerdekaan. Tak ada kerisauan hati dari anak dan cucu bangsa ini bahwa sejarah akan terputus, tidak lah karena informasinya telah tersaji dalam fisik kertas sebagai media yang lebih mendominasi, lembar demi lembar arsip yang menjelaskan a hingga z peradaban bangsa ini yang hari ini, esok ataupun lusa mendatang niscaya kan menjadi sebuah kebanggaan bangsa.

Tanpa sadar beberapa waktu yang lalu kita telah memasuki pintu era peradaban bangsa yang mendewakan piranti piranti teknologi, rencana kemajuanpun dengan sigap beradaptasi dan berevolusi demi memberi rasa yang tidak tertinggal terhadap negeri yang berjuluk zamrud khatulistiwa ini agar memberi ruang bagi informasi ataupun tulisan yang dahulunya bercasing kertas yang cenderung klasik berganti baju menjadi media salut IT yang mampu bersemayam menempati sebuah wadah kecerdasan dan kemajuan teknologi. Kitapun saat ini telah merasakan dampak dari era smartivity yang super canggih yang mana tak ada satupun informasi yang terlewati untuk dapat diakses, untuk dapat dicari, untuk dapat dilihat dan dibaca secara mendetail dan komplit dengan tingkat penyampaian yang cepat dan tepat.

BACA JUGA:  Masjid Ashabul Jannah DPK Sulsel Laksanakan Shalat Idul Adha Perdana

Mari kita mencoba flash back, mundur dan menatap kebelakang lebih seabad plus tujuh belas tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 Mei Tahun 1908 atas prakarsa Dr. Soetomo mendirikan sebuah organisasi yang bergerak dibidang ekonomi, sosial dan kebudayaan namun nir politik yang namanya Boedi Oetomo (Budi Utomo/BO). Terbentuknya Boedi Oetomo ini berawal dari sebuah kesadaran individu yang bergeser menjadi kesadaran kolektif yang berujung pada kesadaran berbangsa akan pentingnya kemajuan dan kesejahteraan kebangsaan, walaupun kita tahu bahwa saat itu belum ada negara yang terbentuk secara utuh dan resmi. Namun kitapun tidak menyangkal bahwa gerakan ini menjadi super embrio cikal bakal terbentuknya Indonesia yang bebas dan merdeka 37 tahun kemudian yang tercatat dan terikrar dalam selembar arsip bernama Proklamasi yang hanya berukuran sepertiga vertikal kertas legal folio dengan tulisan singkat sederhana yang memiliki coretan coretan seolah-olah menggambarkan suasana kebatinan anak anak bangsa saat itu untuk sesegera mungkin keluar dari belenggu penjajahan, keluar dari kerumunan ketidakadilan menuju bangsa merdeka yang makmur, adil, aman dan sentosa.