NusantaraInsight, Beirut — Pejuang Hamas mengadakan jumpa pers pada Selasa malam (28/11/2023), di ibu kota Lebanon, Beirut.
Ini diadakan mengikuti perkembangan agresi teroris zionis terhadap Jalur Gaza.
Berikut ini hasil konferensi pers yang dirilis oleh Hamas :
Rahmat Allah terhadap para syuhada di Jalur Gaza, Tepi Barat yang diduduki, kota al-Quds, dan di kamp-kamp pengungsi dan diaspora di Lebanon, yang darahnya bercampur dan jiwanya mengalir dalam penebusan dan pembelaan terhadap tempat-tempat suci, khususnya kota al-Quds dan Masjid al-Aqsha yang diberkahi.
Keselamatan dan penghormatan atas kepahlawanan dan ketabahan kepada rakyat kami di Jalur Gaza, yang sabar dan tabah meski mengalami kesakitan dan agresi, yang terus melukiskan gambaran legendaris yang mengungkapkan kebanggaan rakyat Palestina. Mereka adalah orang yang tidak mengenal kalah atau menyerah.
Keselamatan dan salam kebanggaan kepada para Pejuang Allah, pejuang perlawanan yang heroik, di Gaza yang mulia dan di Tepi Barat yang dibanggakan.
….
Pertama: Memperpanjang ‘jeda kemanusiaan’ dan Perjalanan #TopanAqsa
Sesungguhnya, para pemimpin yang gugur dari Brigade Al-Qassam, tokoh-tokoh nasional, dan para pahlawan rakyat dalam pertempuran yang penuh berkah ini, tidak akan mematahkan keinginan untuk bertahan dan melanjutkan gerakan perlawanan di seluruh kawasan, baik di tanah air maupun di luar negeri. Para pemimpin heroik lainnya yang akan melanjutkan proyek pembebasan dan hak kembali, dengan penuh ketabahan dan kebanggaan.
Musuh zionis telah gagal total di semua tingkatan (keamanan, intelijen, militer, politik dan media) di hadapan ketabahan rakyat Palestina dan keberanian perlawanan kita.
Pengakuan yang baru-baru ini dilakukan oleh pihak penjajah mengenai jumlah tentara mereka yang tewas dan terluka, tidak mengungkapkan kebenaran yang mengerikan. Mereka takut untuk menyebarluaskan di hadapan pasukan mereka yang sudah ketakutan dan goyah. Pengakuan ini hanya mewakili sebagian kecil dari kerugian mereka, yang mana akan meningkat dalam beberapa hari mendatang.
Adapun ancaman para pemimpinnya untuk melanjutkan perang di Gaza, setelah selesainya perjanjian gencatan senjata, tidak lain hanyalah ancaman kosong untuk konsumsi internal. Sedangkan rakyat dan perlawanan kami, mereka akan terus melanjutkan pembelaan terhadap diri dan tanah air, tempat-tempat suci dan tawanan, hingga musuh ini dikalahkan dan dilenyapkan.
Diantara tawanan yang dibebaskan, terdapat putri seorang pemukim ilegal. Puteri tersebut diklaim sudah tewas dan penjajah memberitahu ayahnya bahwa Al-Qassam telah membunuhnya. Hal ini membuktikan di hadapan dunia, kebohongan dari semua klaim palsu yang dibuat oleh musuh, tentaranya, dan mesin medianya.