NusantaraInsight, Tepi Barat — Israel menghancurkan monumen Yasser Arafat, di Tulkarem, wilayah pendudukan Tepi Barat Palestina.
Dalam sebuah video yang diunggah Aljazirah, Rabu (15/11/2023), buldoser Israel meratakan monumen peringatan Yasser Arafat. Monumen peringatan tersebut roboh dan hancur berkeping-keping.
Menurut para ahli, penghancuran monumen warisan budaya tersebut sengaja dilakukan saat konflik terjadi agar dapat dianggap sebagai kejahatan perang
Monumen Arafat melambangkan kebangkitan Palestina, melalui kombinasi perjuangan bersenjata dan diplomasi di panggung internasional sebagai kekuatan independen
Yasser Arafat yang juga mantan Presiden Palestina, dia merupakan pendiri gerakan Fatah pada akhir 1950-an, dengan tujuan untuk menggalang orang-orang Palestina yang diusir dari Israel dalam peristiwa Nakba pada 1948 untuk mengangkat senjata.
Selanjutnya, Yasser Arafat kemudian mendirikan organisasi Munazzamat al-Tahrir Filastiniyyah; Inggris: Palestinian Liberation Organization atau disingkat PLO pada 28 Mei 1964 dengan tujuan untuk “kemerdekaan Palestina”.
Yasser Arafat
Yasser Arafat memiliki nama Muhammad Yassir Abdul Rahman Abdul Rauf Arafat al-Qudwa lahir pada 24 Agustus 1929 dan wafat pada 11 November 2004).
Ia lebih dikenal sebagai Yasser Arafat atau dengan kunyah Abu Ammar adalah seorang negarawan Palestina. Ia merupakan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), pemimpin partai politik dan mantan pasukan milisi Fatah, yang ia dirikan pada tahun 1959.
Arafat menghabiskan sebagian besar hidupnya menentang Israel atas nama hak penentuan nasib rakyat Palestina.
Awalnya bersikap menentang keberadaan Israel, dia mengubah sikapnya pada tahun 1988 ketika menerima Resolusi 242 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Arafat dan gerakannya beroperasi dari beberapa negara Arab. Pada akhir 1960-an hingga awal 1970-an, Fatah berhadapan dengan Yordania dalam sebuah perang sipil. Diusir keluar dari Yordania dan terpaksa mengungsi ke Lebanon, Arafat dan Fatah merupakan target utama invasi militer Israel atas negara tersebut pada tahun 1978 dan 1982.