NusantaraInsight, Gowa — Sejak Kabupaten Gowa meluncurkan Program Gowa Caradde (Gowa Cerdas) yang salah satu arahannya adalah mewajibkan setiap guru dan siswa untuk mengaji sebelum memulai pembelajaran. Untuk meningkatkan kompetensi para guru mengaji, Ustadz Hajar Akbar dari Yayasan Akbariyah Centre Indonesia memperkenalkan Training Qur’an Al Akbariyah (TQA), untuk memudahkan dan meningkatkan kemampuan serta kompetensi para Guru mengaji dalam menguasai Makharijul Huruf & Ilmu Tajwid.
Ustadz Hajar Akbar yang menemukan cara praktis menguasai Makharijul Huruf & Ilmu Tajwid itu telah merampungkan temuannya dalam sebuah buku berjudul Metode Akbariyah.
Ustadz Hajar Akbar, Pemegang Ijazah Tajwid Bersanad Kitab “Hidayaturrahman Fii Tajwidil Qur’an oleh Syekh Abdul Wahhab Dibsu Zait”, merupakan pemuda kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia, pada tanggal 03 Desember 1993.
Ia mulai masuk sekolah dasar pada tahun 1999-2005 di SDN 54 Campaga. Setelah lulus, ia kemudian sekolah di MTS 1 Kindang pada tahun 2005-2008, lalu melanjutkan pendidikannya ke MAN 2 Bulukumba tahun 2008-2011.
Usai menyelesaikan pendidikan menengah, ia hijrah ke Kota Makassar untuk melanjutkan kuliah S1 di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Sosiologi pada tahun 2011 dan lulus pada tahun 2015.
Setelah lulus kuliah, ia kembali ke kampung halamannya untuk belajar bertani selama 2 tahun. Namun kecintaannya kepada Al-Qur’an kemudian sejak tahun 2017 ia rutin mengikuti berbagai kursus dan pelatihan, baik yang gratis maupun berbayar.
Pengalaman Hajar Akbar belajar Qur’an dimulai sejak 2003 dengan Metode Baghdadiyah di rumah seorang guru mengaji sebagai dasar dalam mengenal dan mengeja huruf, pada tahun yang sama terbuka TKA/TPA Babussalam dengan Metode IQRO’.
“Alhamdulillah hanya setahun sudah bisa membaca Al-Qur’an dan mengikuti Munaqasyah serta wisuda santri yang dilaksanakan oleh BKPRMI Bulukumba pada tahun 2004,” ucapnya.
Setelah 13 tahun berlalu, pada tahun 2017 Ia kembali memperdalam ilmu Qur’an dengan mempelajari Metode UMMI setelah mengikuti sertifikasi guru Qur’an profesional. Lalu pada tahun 2018 hingga saat ini Ia diamanahkan sebagai koordinator Qur’an dan Tahfidz Sekolah Alam Insan Kamil Gowa.
Selanjutnya pada tahun 2019 Ia diutus mengikuti Karantina Tahfidz Nasional sebulan hafal Qur’an 30 Juz.
“Alhamdulillah saya berhasil menyetorkan hafalan dalam waktu 28 hari, yang pada saat itu bertepatan dengan hari jadi Gowa ke-699, pada tanggal 17 November 2019,” ungkapnya.