Di Balik Peluncuran Edisi Revisi Buku “A.Amiruddin Nakhoda dari Timur” (10): Idrus A.Paturusi: Menangis Berpelukan di Masjid Aqsa

Idrus A.Paturusi
Kiri-kanan: Prof A.Amiruddin, Prof Basri Hasanuddin, Prof Rady A.Gani dan Prof Idrus A. Paturusi

NusantaraInsight, Makassar — Dokter Helina, anak ketiga Pak Amir mengirim SMS ke Prof.Idrus A.Paturusi. Isinya,’’ Bapak sakit dadanya, saya bawa ke Awal Bross. Tolong ka, Prof. ’’ Lonceng menunjukkan pukul 02.57 Wita, 15 Maret 2014. Idrus yang sudah tidur malam itu tidak sempat membaca SMS tersebut. Setelah bangun, salat subuh baru SMS itu dilihat. Prof.Idrus langsung menelepon.

‘’Lina, ada di mana Bapak?’’ tanya Idrus.
‘’Ada di Awal Bross,’’ jawab Lina.
‘’Sudah dilakukan apa?’’
‘’Ada dr.Bambang Hudiono di sini,’’ jawab Lina lagi.

Prof.Idrus pun langsung berbicara dengan dr.Bambang. Sudah dilakukan tindakan kateterisasi. Hasilnya bisa lewat, cuma memang perlu ada tindakan lanjutan.

Prof. Idrus pun meluncur ke Awal Bross. Masih bertemu Prof. Amir. Masih ngobrol, malah keluhannya tidak bisa tidur. Susah tidur. Anaknya, Lina, masih ganggu. Bapak suka minum kopi.

‘’Mungkin ini gara-gara kopi,’’ kata Prof. Amir sambil tersenyum.
Biasa Pak Amir begitu. Padahal, Prof. Idrus tahu betul bahwa sebagai dokter tahu, jangan diajak banyak ngomong.
Memang waktu itu Prof. Idrus sudah melihat, karena saturasi oksigennya kurang. Ini memang harus ada tindakan, karena oksigenisasi yang masuk kurang. Oleh karena itu harus dilakukan sesuatu.

BACA JUGA:  Catatan Jelang Peringatan HPN dan HUT PWI

Jadi rencana, menurut dr.Bambang, sebaiknya dilakukan operasi bypass. Dikontaklah Pak Jusuf Kalla (JK). Beliau menyanggupi mengirim pesawat. Keesokan malamnya (16 Maret 2014), pesawat itu sudah ada.

Hanya karena kondisi Pak Amir saat itu, apalagi dua jam setengah terbang ke Jakarta, itu kan harus ada oksigen, harus ada macam-macam. Dan melihat kondisi, jelas tidak memungkinkan ada evakuasi melalui pesawat ke Jakarta.
Pada hari Senin (17/3/2014) pada pelantikan pejabat di lingkungan Unhas, Prof. Idrus meminta yang hadir agar mendoakan Pak Amir yang sedang dalam kondisi kurang baik. Senin (17/3) sore Pak Amir dipindahkan ke RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo. Sebab, tidak mungkin diterbanglan ke Jakarta lagi.

Gubernur Sulsel Dr. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si, M.H sempat membesuk Prof.Amir, ketika balik dari kunjungan ke daerah-daerah. Pada tanggal 19 Maret dilakukan operasi.

Menurut dokter, ada daerah yang infark, walaupun berhasil dilakukan bypass, karena cepat dilakukan untuk menghindari komplikasi, karena umur beliau sudah tua, Kami melihat semuanya, ada Pak JK, Hamid Awaluddin, Prof. Halide. Semuanya cukup gembira melihat kontraksi otot jantung cukup bagus setelah operasi.

BACA JUGA:  Om Boer, Sahabat yang Diam dan Pengertian

Pada waktu mau ditutup ternyata ada kelainan, yang tampaknya pada gambaran echo. Ada otot yang tidak berkontraksi baik, karena ada infark.