Suara Rakyat Hanya Dicari Saat Pemilu

Oleh : Rahman Rumaday
(Founder K-Apel)

“Pahlawan yang setia itu berkorban bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita.” ~ Mohammad Hatta

NusantaraInsight, opini — Minggu, 26 November 2023, sebuah pertemuan yang tidak disengaja saya bertemu dengan seorang tokoh pemberdayaan masyarakat namanya Ziaul Haq Nawawi, S.Pi., M.Si. yang telah menerima sejumlah penghargaan tingkat lokal maupun nasional di bidang pemberdayaan masyarakat, ia akrab dipanggil kak Cawi, kami bertemu di Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan rute dan pesawat yang sama yakni rute Jakarta –Makassar dengan pesawat Citilink Indonesia. Dalam dua jam menunggu penerbangan, kak Cawi membagikan ide-ide cemerlangnya dan gagasan mengenai pemberdayaan masyarakat hal ini konek dengan apa yang saya lakukan selama ini, namun, yang membedakan saya dengan kak Cawi adalah saya fokus di pemberdayaan kemandirian pola pikir masyarakat sedangkan kak Cawi fokus pada bagaimana meningkat ekenomi dan kesejahteraan masyarakat melalui potensi alam dan potensi diri yang dimilki masyarakat. mulai dari pemanfaatan sampah rumah tangga hingga konsep sekolah alam yang berbasis kewirausahaan dengan memanfaatkan apa yang ada di alam.

BACA JUGA:  Kapitalisme Biang Kesengsaraan Para Ibu

Dalam diskusi lepas itu kak Cawi menyampaikan tentang pentingnya membangun kemandirian masyarakat melalui pemanfaatan potensi lokal, seperti eceng gondok di parang tambang yang sering dianggap sebagai sampah, kalau maman mau dan bisa dapat izin dari pemerintah setempat untuk mengelola eceng gondok di bantaran sungai je’ne berang kita padukan teknologi informasi, dari situ kita bisa ciptakan wilayah ekonomi kreatif baru dan itu dikelola langsung oleh masyarakat. Kata kak Cawi

Masyarakat diolah pikirannya, diolah tenaganya sehingga mereka dapat menjadi kreatif menghasilkan ekonomi dari apa yang ada di alam sekitarnya dan apa yang ada pada dirinya. Oleh karena Ekonomi kreatif itu sendiri adalah memadukan informasi dan kreatifitas yang mengandalkan ide, gagasan, dan pengetahuan dari masyarakat itu sendiri. ujar kak Cawi

Dalam diskusi singkat tersebut saya menyatakan bahwa pemberdayaan sejati adalah tentang bagaimana memberdayakan masyarakat untuk membangun kemandirian masyarakat melalui pikiran mereka dan tangan mereka sendiri, atau yang saya sebut dengan “Kemandirian Pola Pikir Masyarakat” bukan menciptakan ketergantungan masyarakat. “berdiri diatas kaki sendiri” Mandiri pikirannya, mandiri hatinya, dan mandiri tubuhnya. Tentu semua ini bisa terjadi apabila kolaborasi dari semua pihak terutama pemerintah (Legislatif dan eksekutif)

Iklan Amri Arsyid