NusantaraInsight, Tel Aviv — Harian Israel, The Times of Israel melaporkan kalau upaya tentara Israel (IDF) memompa air laut ke dalam jaringan terowongan luas yang dibangun oleh Hamas di Gaza, terbukti “berhasil.”
Klaim ini merujuk pada langkah awal pemompaan air laut ke terowongan Hamas yang dilakukan IDF.
“Banjir terowongan memang telah dimulai, meskipun dalam kapasitas uji coba terbatas…,” dan “dipahami bahwa hal itu berhasil,” kata surat kabar itu Kamis (14/12/2023).
Kesuksesan ini, disanggah oleh Michael Millstein seorang pakar studi terkait perang Israel Palestina.
Ia menyebut bahwa ini masih Jauh dari kata sukses.
“Israel masih jauh dari menggulingkan Hamas. Mayoritas pejuangnya masih hidup; mereka masih memiliki roket,” kata Michael Millstein, pada 12 Desember.
Ini terbukti karena, pertempuran terus terjadi antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina di Gaza utara dan selatan, dan pejuang perlawanan menyergap pasukan Israel setiap hari.
Setidaknya 10 tentara Israel tewas di lingkungan Shujaiya di utara Gaza dan di tempat lain pada 12 Desember dalam penyergapan terkoordinasi yang dilakukan oleh Hamas dan kelompok lainnya.
Media Israel menyebut penyergapan tersebut sebagai “salah satu yang paling mematikan” sejak perang darat dilancarkan pada akhir Oktober.
Namun ketika ditanya apakah taktik membanjiri terowongan berpotensi juga membunuh sandera Israel yang ditawan di Gaza oleh Hamas, juru bicara militer Israel Daniel Hagari menyiratkan kalau tahanan berada di lokasi lain.
Hagari menyebut, kalau militer Israel beroperasi berdasarkan informasi “intelijen” mengenai di mana tahanan Israel ditahan Hamas.
“IDF tidak akan mengambil tindakan yang merugikan Israel,” tambah Hagari
Terowongan Dirancang Tahan Banjir
Klaim keberhasilan Israel, disanggah oleh pihak Hamas. Dalam konferensi pers lainnya di Beirut juga pada Kamis, pejabat senior Hamas, Osama Hamdan mengatakan kalau terowongan tersebut dibangun untuk menahan banjir.
Dia menekankan, kalau rencana Israel untuk membanjiri air laut ke dalam infrastruktur bawah tanah tersebut, telah diperhitungkan.
“Terowongan tersebut dibangun oleh para insinyur terlatih dan terdidik yang mempertimbangkan semua kemungkinan serangan dari pihak pendudukan, termasuk pemompaan air,” kata Hamdan.
Hamdan menambahkan, jaringan bawah tanah adalah bagian integral dari perjuangan milisi perlawanan Palestina.
Dan semua konsekuensi serta serangan yang diperkirakan akan terjadi telah terjadi. telah diperhitungkan,” kata dia.
Saat awal perang, pada Oktober, para pejabat Israel mengatakan kalau tentara IDF dalam keadaan apa pun tidak boleh mencoba memasuki terowongan.