NusantaraInsight, Gaza — Kementerian Kesehatan Palestina menggambarkan situasi di wilayah Gaza utara. Mereka menyebut jalur itu sebagai “neraka”.
Gambaran itu karena Gaza telah berada di bawah serangan darat dan pengepungan Israel selama “100 hari”.
“Situasinya benar-benar seperti neraka,” kata Munir al-Barsh pada Ahad (12/1/2025), mengacu pada serangan harian Israel dan larangan rezim Zionis tersebut atas pengiriman makanan kepada staf medis yang terjebak di rumah sakit di wilayah utara, melansir dari Press TV.
Ia menambahkan bahwa “rumah sakit di wilayah utara Gaza telah berubah menjadi kuburan massal.”
Al-Barsh mencatat bahwa serangan dan penghancuran rumah sakit serta infrastruktur dan tanda-tanda kehidupan apa pun di wilayah utara ditujukan untuk mengosongkan wilayah tersebut dari penduduknya.
“Pendudukan Israel telah dengan sengaja menghancurkan sistem kesehatan sejak saat pertama,” katanya, seraya menambahkan bahwa “penghancuran rumah sakit adalah bukti terbesar dari genosida Israel.”
Menurut pernyataannya, 5.000 orang telah syahid atau hilang, sementara 9.500 lainnya terluka sejak dimulainya serangan Israel di wilayah utara Gaza pada awal Oktober 2024. Pasukan rezim juga telah menculik sekitar 2.300 orang, termasuk 65 staf medis, selama serangan yang sedang berlangsung. (*)