NusantaraInsight, Gaza — RS Al-Shifa akhirnya mengadakan penguburan massal setelah sebelumnya terjadi penumpukan mayat, akibat dibombardir tiada henti oleh militer Israel.
Penguburan ini dilakukan dibawah bidikan dari militer Israel yang tak henti mengepung RS. Al-Shifa Gaza.
Baca juga : RS Al-Shifa Gaza Jadi Kuburan
Sebanyak 179 jenazah akan dikubur di dalam kompleks Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, termasuk di dalamnya 7 orang bayi. Penguburan itu dilakukan di tengah penumpukan mayat dan pengepungan pasukan Israel di fasilitas medis tersebut.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al Qidra mengatakan penguburan itu dilakukan tanpa seizin Israel karena mayat yang menumpuk bisa memperburuk krisis sanitasi.
“Kami berencana mengubur mereka hari ini di kuburan massal di dalam kompleks AL Shifa,” kata Al Qidra pada Selasa (14/11/2023) seperti dikutip Reuters.
Dia kemudian melanjutkan, “Ini akan sangat berbahaya karena kami tak punya perlindungan atau perlindungan dari ICRC (Komite Palang Merah Internasional), tetapi kami tidak punya pilihan lain, mayat para syuhada mulai membusuk.”
Tanpa perlindungan dari ICRC, petugas medis Palestina khawatir mereka akan ditembak penembak jitu Israel jika mereka mencoba menguburkan jenazah.
Pasukan Israel mengepung RS Al Shifa dengan tank dan drone yang berterbangan di atas gedung. Kondisi ini membuat fasilitas medis tersebut terisolasi karena tak ada yang bisa masuk atau keluar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebut, berdasarkan laporan yang mereka terima, sejumlah orang yang keluar dari RS ditembak atau dibunuh.
Ahli bedah senior di RS Al Shifa Ahmad Mukhallati mengatakan mayat-mayat tersebut menimbulkan bau busuk yang tak tertahankan dan menimbulkan risiko infeksi.
“Sayangnya tidak ada persetujuan dari Israel untuk menguburkan jenazah di dalam area rumah sakit,” kata Ahmad Mukhallati.
Pemakaman 179 jenazah, lanjut dia, memerlukan banyak peralatan dan tak bisa dilakukan dengan tangan kosong.
“Butuh waktu berjam-jam untuk bisa menguburkan seluruh jenazah tersebut,” ungkap dia, dikutip Middle East Monitor.
Lebih lanjut, Mukhallati mengatakan, orang-orang tengah menggali kubur hari ini.
Mukhallati sebelumnya mengatakan RS Al Shifa tak bisa lagi membantu pasiennya setelah kehabisan listrik, air, makanan dan bahan bakar.
Pengepungan di RS ini berlangsung usai lebih dari sebulan Israel melancarkan agresi ke Gaza. Hari-hari setelah itu mereka menggempur habis-habisan sejumlah wilayah di Palestina.
Mereka juga menyerang warga dan objek sipil seperti rumah sakit, tempat ibadah, kamp pengungsian, hingga sekolah.