Wakabid Hukum & Advokasi IPM-SBT Minta Masyarakat di SBT tidak Terpengaruh dengan Konflik Pilkada.

NusantaraInsight, Makassar — Rustam Rumatiga sebagai Wakil Ketua Bidang Hukum dan Advokasi IKATAN PEMUDA MAHASISWA SERAM BAGIAN TIMUR (IPM-SBT Makassar) minta masyarakat di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) supaya tidak terpengaruh serta ikut dalam konflik pemilihan kepala daerah yang terjadi di kabupaten seram bagian timur (SBT) saat ini.

Kita melihat cara berpolitikan para politisi dan tim kampanye di kabupaten seram bagian timur ini belum tepat dalam memberikan pendidikan politik saat berkampanye, sehingga sebagian besar masyarakat belum bisa mencegah terjadinya konflik, baik sebelum maupun pasca pemilihan kepala daerah, sangat disayangkan lagi jika para tim kampanye ini melibatkan masyarakat dalam konflik sosial politik.

Masyarakat tidak boleh mau diadu domba oleh kepentingan politik sementara yang sudah barang tentu akan di nikmati oleh segelintir orang atau beberapa partai politik.

Dampak besar dari konflik politik yang ada, juga akan sampai pada anak-cucu yang sedang bersekolah atau sedang menempuh pendidikan di luar daerah maupun didalam daerah itu, Karena sudah pasti akan ada intervensi dari orang dekat nantinya, bila konflik semakin besar.

BACA JUGA:  Waktu Nggak Bisa Diulang, Jadi Jangan Sering ‘Nanti Aja’

Perbedaan pemilihan adalah hal yang wajib hidup berdemokrasi, tetapi jangan sampai karena beda pilihan terjadi permusuhan antara kita kita semua punya harapan yang sama saat di bilik suara yaitu sama sama mengharapkan pemimpin yang dapat menjawab setiap keresahan kita sebagai masyarakat seram bagian timur.

Harapan kita itulah yang akan kita tuntut pada kepala daerah pasca putusan Komisi Pemilihan Umum Daerah kabupaten seram bagian timur (KPUD SBT).

Terlepas dari sosio-politik, Kita melihat dari segi sosio-kebudayaan kita mengetahui bahwa keseharian masyarakat di kabupaten seram bagian timur itu dikenal sebagai masyarakat yang hidup dengan nilai adat budaya yang mempererat persaudaraan atau dengan bahasa daerahnya “a’a tu ali” yg artinya “kakak dan adik”

Kita ingin masyarakat kembali hidup dengan adat budaya orang seram timur seperti tahlidan antara a’a tu ali (persaudaraan kakak dan adik).

Pilkada kali ini kembali menimbulkan konflik karena mendesaknya kepentingan segelintir orang.

Harapan kami sebagai yang bagian dari generasi SBT, masyarakat harus belajar pada 10 tahun yang lalu, sebagai tahun politik yang sangat buruk yang pernah ada dan jangan lagi kita mau mengulangi kejadian yang sama di tahun ini.

BACA JUGA:  Bonus Demografi: Peluang dan Tantangan Bagi Pemuda Indonesia

Katakan HILIDAN YES.!! HIMONGI NO.!!