Komunikasi Publik, Modal Bagi Karier dan Kehidupan

Oleh: Rusdin Tompo (Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan)

NusantaraInsight, Makassar — Kita mengenal Soekarno, bukan saja sebagai Bapak Bangsa, Presiden Republik Indonesia I, tapi juga seorang orator ulung, singa podium. Lelaki kelahiran 6 Juni 1901, yang bersama Mohammad Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia itu, punya kemampuan persuasi yang mumpuni.

Kepiawaian Bung Karno itu, kini dipertegas dengan adanya pengakuan oleh UNESCO terhadap pidatonya “To Build the World A New” di dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-15, pada 30 September 1960 sebagai Memory of the World (MoW). Penetapan itu diputuskan dalam sidang pleno oleh Executive Board UNESCO, pada 10-24 Mei 2023.

Pengakuan ini memang bukan soal gaya pidatonya dan kemahiran retorikanya yang memukau.  Namun, pidato berjudul “Membangun Dunia Kembali” itu berupa manifesto intelektual, politik, dan ideologi. Bahwa dunia perlu dibangun kembali setelah bangkitnya perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme, di mana sejumlah negara Asia dan Afrika kemudian menyatakan kemerdekaannya.

Bung Karno bahkan menawarkan Pancasila, yang merupakan ideologi dan dasar negara kita, menjadi ideologi internasional karena memiliki nilai-nilai universal.

BACA JUGA:  USTAD Dasad Latif Membangun Masjid Demi Sang Ibunda

Tentu saja, apa yang dilakukan Bung Karno itu bisa berhasil karena ia secara pribadi punya pesona dan kemampuan komunikasi yang baik. Ia memadukan keahlian komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Ia menguasai seni berbicara, sama kuatnya dengan ketajaman penanya ketika menulis.

Seni berkomunikasi ini merupakan soft skill yang penting dimiliki oleh setiap orang, apalagi di abad digital ini. Dengan kemampuan komunikasi, seseorang di era medsos ini, bisa memproduksi berbagai materi dalam ragam platform digital, dan menjadi content creator.

Hasil penelitian Employment Reseach Institute, pada tahun 2005, mengungkapkan bahwa hard skill hanya berperan 18 persen. Sementara soft skill, yang salah satunya terkait dengan  keterampilan komunikasi atau public speaking, berperan sebesar 82 persen terhadap kesuksesan dan perjalanan karier seseorang.

Sebuah kesimpulan yang memberi gambaran, betapa kemampuan berbicara dan komunikasi seseorang bisa mengantarkannya pada raihan kesuksesan dalam hidupnya.

Kita lalu teringat pada petuah-petuah bijak. Plato mengatakan, “Orang bijak berbicara karena mereka memiliki sesuatu untuk dikatakan, orang bodoh karena mereka harus mengatakan sesuatu.”

BACA JUGA:  AB Iwan Azis dan Semangat Bela Negara

Selanjutnya, Epictetus mengatakan, “Kita memiliki dua telinga dan satu mulut, sehingga kita dapat mendengarkan dua kali lebih banyak daripada berbicara.” Sementara peribahasa kita mengingatkan: Karena mulut badan binasa!