NusantaraInsight, Makassar — Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd direncanakan hadir dalam pembukaan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) PGRI ke-VI di Soppeng pada 24 Juli 2023 mendatang.
Ini disampaikan Ketua Panitia Porseni PGRI ke-VI Dr.H.Basri,S.Pd.,M.Pd, Rabu (19/7/2023).
Menurutnya, kehadiran Ketua Umum pada Porseni PGRI ke-VI di Soppeng, ada nilai tambah, ada semangat dan spirit terutama teman-teman guru yang ada di kabupaten kota yang merupakan ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan di Sulawesi Selatan.
“Beliau dapat menjadi inspirasi dan menjadi spirit serta menjadi daya dorong untuk meningkatkan kompetensi guru-guru kita terutama guru yang ada di pelosok yang di bawah tanggung jawab ranting dan cabang PGRI yang ada di kabupaten kota di Sulawesi Selatan,” ucap Ketua Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI) Sulsel ini.
“Kita juga berharap bahwa kehadiran ibu ketua umum itu bisa memberikan pencerahan terutama dinamika kekinian pendidikan. Diketahui dinamika kekinian pendidikan yang berkembang di Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya hari ini, bahwa kiblat pendidikan kita yang sebelumnya itu bertumbuh di orientasi Amerika Serikat, sekarang ini ternyata ada fenomena baru bahwa ada satu negara yang memiliki pengelolaan kebijakan pendidikan yang sangat spesifik dan ternyata itu menjadi acuan dan menjadi pedoman bagi beberapa negara di beberapa tahun terakhir ini, yaitu negara Finlandia,” ulas Dr.Basri yang juga Sekjen Perluni UNM.
“Negara ini memiliki potret pendidikan yang luar biasa dan kebijakan negara ini mendorong peningkatan kualitas pendidikan di negara tersebut dan ini ternyata bisa berimbas kepada negara-negara khususnya negara-negara berkembang yang sedang menata kebijakan pendidikannya supaya angka pendidikan itu semakin meningkat terutama mendorong supaya lama sekolah itu bisa meningkat atau terutama di Sulawesi Selatan,” terang Dr. Basri.
“Harapan kita bahwa dengan kehadiran ibu ketua umum itu bisa menjadi langkah awal kita supaya lama sekolah itu bisa kita tingkatkan kemudian angka putus sekolah itu kita bisa meminimalkan kemudian yang paling penting adalah bagaimana guru-guru kita di daerah itu di pelosok terutama di tingkat ranting dan tingkat cabang ini bisa menjadi satu partner mitra kerja pemerintah daerah terutama dalam Meminimalkan terjadinya angka buta huruf di masyarakat seperti data BPS tahun 2022 yang lalu,” sebutnya.
“Ini sangat sangat memprihatinkan, untuk tahun 2022 ini kita berada di level terendah. Untuk itu, kita perlu memperhatikan karena dengan angka yang dikeluarkan oleh BPS ini menjadi satu yang harus menjadi fokus kerja kita bersama. Karena ini tidak bisa hanya diharapkan oleh pemerintah saja tetapi bagaimana mampu juga memiliki andil jadi kalau menurut saya ke depan PGRI itu di samping meningkatkan kompetensi guru, yah bagaimana mengawal kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan kualitas pendidikan juga bisa menyentuh lama sekolah masyarakat,” ulasnya lagi.