MENELITI DIMULAI DARI LOGIKA YANG KRITIS DAN RADIKAL

Saya menyimak dan mencatat setiap kalimat dan pernyataan yang diucapkan oleh Prof. Imran. Pernyataan Prof. Imran. sangat menarik dan berwawasan bagi saya adalah : ia mengatakan bahwa meneliti merupakan suatu proses intelektual yang dimulai dengan logika yang kritis dan radikal. Dalam konteks penelitian, logika kritis mengacu pada kemampuan menganalisis informasi dengan tujuan, mengidentifikasi asumsi yang mendasarinya, dan memahami keyakinan yang ada.

Logika radikal, di sisi lain, mengharuskan peneliti untuk berpikir di luar batas konvensional, menggali solusi yang tidak konvensional, dan menghadapi paradigma yang ada. Kombinasi antara logika kritis dan radikal inilah yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan hipotesis yang kuat, merancang eksperimen yang relevan, dan mencapai pemahaman mendalam tentang topik penelitiannya.

Prof. Imran. Juga mengungkapkan. Selain itu, logika yang kritis dan radikal juga membantu peneliti untuk menghindari bias, tetap terbuka terhadap berbagai sudut pandang, dan menghasilkan kontribusi berharga dalam dunia pengetahuan. Sehingga dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian yang efektif selalu dimulai dari kemampuan logika yang kritis dan radikal.

BACA JUGA:  Obituari KH Chalid Mawardi Pendiri PMII

Masya Allah… maha suci Allah beruntung sekali saya bisa dipertemukan dengan seorang guru besar seperti Prof. Imran. Yang mau berbagi pengetahuannya sama siapa saja bahkan sama saya yang baru dikenal 10 menit yang lalu, ia juga menawarkan pada saya, pak Rusdy Embas, pak Arwan kalau mau nanti ikut saja di kelas yang saya ajar di program Doktor pascasarjana Unhas kata Prof. Imran. Pada kami bertiga. Terima kasih pak Rusdy Embas sudah memperkenalkan saya dengan Prof. Imran.

Pernyataan lain dari Prof. Imran. Adalah “kenapa manusia selalu berpikir? karena ada pertentangan” oleh karena bagian alami dari kehidupan manusia. Pikiran adalah alat yang kuat untuk memahami, memproses, dan merespons berbagai konflik, perubahan, dan tantangan yang dihadapi sepanjang perjalanan hidup. Pikiran manusia muncul sebagai respons terhadap situasi yang memerlukan penyelesaian, pertimbangan, atau adaptasi.

Dalam esensi, berpikir adalah respons alami manusia terhadap kompleksitas kehidupan. Kemampuan untuk berpikir memungkinkan manusia untuk mengatasi pertentangan, memahami berbagai sudut pandang, dan mencari solusi yang memadai. Oleh sebab itu, pikiran adalah alat penting yang memungkinkan manusia untuk terus belajar, tumbuh, dan berkembang sepanjang hidupnya.

BACA JUGA:  Riset Terbaru, Januari 2025: 100 HARI PRABOWO-GIBRAN, Ranking Respon Positif dan Negatif

Oleh karena itu dalam dunia kampus
1. Strata Satu (S1) itu 1 variabel karena pengetahuan yang dicari
2. Strata Dua (S2) itu 2 variabel karena analisis yang dilakukan
3. Strata Tiga (S3) itu 3 variabel karena penemuan dilakukan (penemuan teori)