GEBRAKAN PRABOWO: ANTARA GAGASAN BESAR DAN KESIAPAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN

Hasilnya, Singapura berkembang pesat menjadi pusat keuangan dan perdagangan dunia. Stabilitas politik dan kepastian hukum menarik investasi asing, meningkatkan daya saing ekonomi.

Singapura bahkan menjadi salah satu negara dengan Indeks Persepsi Korupsi (CPI) tertinggi di dunia. Ini menunjukkan keberhasilan model tata kelola yang bersih dan transparan.

-000-

Studi kasus kedua adalah India. India dan Aadhaar: Revolusi Identitas Digital dalam Tata Kelola Negara

Di tengah hiruk-pikuk birokrasi yang berbelit, India menemukan terobosan. Aadhaar, sistem identitas digital terbesar di dunia, mengubah cara negara ini melayani rakyatnya.

Sebelum Aadhaar, banyak warga miskin di desa-desa terpencil tidak memiliki identitas resmi. Mereka hidup dalam bayang-bayang, tak bisa mengakses bantuan sosial, layanan kesehatan, bahkan membuka rekening bank.

Pemerintah India meluncurkan Aadhaar pada 2009. Setiap warga diberikan nomor identitas unik berbasis biometrik: sidik jari, pemindaian retina, dan data wajah.

Dalam waktu kurang dari satu dekade, lebih dari 1,3 miliar orang telah terdaftar. Negara yang dahulu dipenuhi dokumen fisik kini bergerak menuju digitalisasi penuh.

BACA JUGA:  Kenangan Seorang Jurnalis Radio: Pager dan Reportase Bermodal Telepon Koin

Dampaknya luar biasa. Korupsi dalam distribusi bantuan sosial berkurang drastis. Dana yang sebelumnya bocor ke tangan perantara kini langsung masuk ke rekening penerima.

Petani mendapatkan subsidi tanpa calo. Pekerja informal bisa membuka rekening bank tanpa harus menyuap pejabat lokal. Aadhaar menjadi pintu menuju inklusi keuangan bagi miliaran orang.

Namun, Aadhaar bukan tanpa kritik. Kekhawatiran soal privasi dan keamanan data muncul. Apakah negara terlalu berkuasa dengan akses terhadap informasi pribadi setiap warga? Apakah sistem ini bisa disalahgunakan?

Di sinilah letak dilema peradaban digital. Aadhaar adalah cermin masa depan, ketika teknologi bisa menjadi alat pemberdayaan, atau justru alat kontrol yang mengekang.

India memilih melompat. Dunia memperhatikan.

-000-

Studi kasus ketiga: Korea Selatan investasi pendidikan. Lompatan Korea Selatan: Dari Kemiskinan ke Negeri Teknologi

Pada 1960-an, Korea Selatan berdiri di ambang keterpurukan. Negara ini lebih miskin dari Ghana, dengan infrastruktur yang hancur akibat perang.

Tetapi di tengah reruntuhan, ada sebuah keputusan besar: membangun manusia sebelum membangun gedung-gedung tinggi.

BACA JUGA:  Hujan Semalam, Banjirnya Seharian! Warga Minta Pemerintah Cepat Bertindak

Pemerintah memulai dengan revolusi pendidikan. Setiap anak harus bersekolah. Kurikulum diubah untuk fokus pada sains, teknologi, dan matematika.

Pendidikan tidak hanya gratis, tetapi juga menjadi jalan utama bagi mereka yang ingin keluar dari kemiskinan. Guru dijadikan profesi paling dihormati, dan gajinya disetarakan dengan pejabat tinggi negara.