Mengulik Asal Usul Coto Makassar

NusantaraInsight, Makassar — Indonesia dikenal dengan surganya kuliner yang beranekaragam dengan ciri dan keunikan masing-masing daerah.

Seperti halnya di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, salah satu kuliner yang begitu identik dengan Kota Angin Mammiri itu adalah Coto Makassar.

Makanan tradisional asal Sulawesi Selatan ini telah menjadi ikon kuliner daerah Makassar sejak lama. Sekilas Coto Makassar mirip dengan sup daging.

Perbedaanya ada pada komposisi bahan Coto Makassar yang terbuat dari rebusan jeroan kerbau atau sapi serta campuran daging yang diiris dan dibumbui dengan racikan khusus. Coto Makassar terkenal dengan rasanya yang gurih dan kaya akan rempah-rempah.

Makanan tradisional ini diperkirakan telah ada sejak masa Kerajaan Gowa berdiri, yaitu sekitar 1538 masehi ketika berpusat di Sombaopu, wilayah selatan Kota Makassar.

Dihitung dengan masa sekarang, Coto Makassar telah berusia sekitar 500 tahun. Pantas bila makanan ini dinobatkan sebagai salah satu sajian kuliner tertua di Indonesia.

Bersanding dengan kuliner lain seperti nasi bakepor, nasi jemblung, nasi bogana, docang, dan papeda.

BACA JUGA:  SD Negeri Rappocini Lolos IMA 2023 Tingkat Kota Makassar

Menurut sejarah, Coto Makassar awalnya merupakan hidangan para raja dan bangsawan istana Kerajaan Gowa. Makanan ini biasa disajikan untuk menyambut tamu kerajaan atau pada saat ritual adat.

Ada sebuah kepercayaan yang berkembang di masyarakat Makassar mengenai Coto Makassar. Penjual Coto Makassar konon tidak boleh menjual hidangan tersebut bersamaan dengan hidangan-hidangan lain yang sejenis.

Dipercaya kelezatan Coto Makassar bisa berkurang jika aturan tersebut dilanggar si penjual. Belum diketahui apakah kepercayaan ini benar adanya atau hanya mitos. Namun beberapa orang meyakini bawah peringatan tersebut sengaja dibuat untuk mempertahankan tradisi Coto Makassar agar tidak kehilangan identitasnya.

Selain itu, bagi mereka yang ingin merasakan kelezatan maksimal Coto Makassar harus menyantap makanan ini pada jam 09.00-11.00 WITA.

Alat makan yang dipakai juga harus menggunakan mangkuk kecil dan sendok bebek saja. Biasanya Coto Makassar dilengkapi dengan jeruk nipis atau ballo alling (cuka) dan sambal dari tauco. Sebagai makanan pendamping, biasanya Coto Makassar dilengkapi dengan ketupat atau buras.

BACA JUGA:  Ketua AAI di Non Jobkan, Kirim Karangan Bunga ke Pj. Gubernur Sulsel

Itulah mengenai sejarah dan fakta-fakta Coto Makassar makanan khas masyarakat Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Selain lezat, ternyata Coto Makassar memiliki sejarah yang panjang serta tradisi unik yang melatar belakanginya.

Saat ini, Coto Makassar sudah dimodifikasi oleh masing-masing daerah, mulai dari kuahnya yang awalnya agak kecoklatan hingga Coto yang memiliki kuah putih. Namanya juga sudah beragam dari Coto Makassar, Coto Maros, Coto Pangkep dan lain sebagainya. (Dari berbagai sumber)