Karem Samra dan Sekolahnya di Gaza

Karem Samra
Sekolah Karem Samra tempat perlindungan dari serangan Israel

NusantaraInsight, Gaza — Sekolah bukan lagi tempat Karem Samra yang berusia 11 tahun belajar dan bermain setiap hari. Sebaliknya, di sinilah dia dan keluarganya berlindung selama empat bulan terakhir, berharap mendapat perlindungan di balik jendela-jendela yang pecah dan ruang kelas yang hancur.

Karem Samra
Sekolah Karem Samra tempat perlindungan dari serangan Israel

Sekolah Karem yang biasanya tempat menimba ilmu, kini menjadi hunian baru bagi dirinya serta keluarganya.

Setiap hari Karem harus mengantri selama enam jam untuk mengambil dua galon (7,6 liter) air kotor untuk keluarganya. Pada hari yang baik, hari yang sangat baik, dia bisa mengembalikan air ke sekolah dan keluarga yang menunggunya.

“Kadang-kadang ketika saya kembali ke kelas dengan membawa air, saya terjatuh karena berat. Saya menangis, karena saya tahu tidak ada yang bisa membantu, dan keluarga saya tidak akan minum apa pun hari itu,” katanya kepada Al Jazeera, masih terlihat jelas debu pucat masih menempel di alisnya.

Ia selalu ditunggu kepulangannya oleh empat saudara perempuan Karem dan orang tuanya, Suzanne dan Ameen Samra.

BACA JUGA:  Lima Tentara Israel Terluka Akibat Serangan Hizbullah di 'Adamit'

Ayahnya, Ameen, 54, adalah seorang nelayan yang mampu menafkahi keluarganya. Blokade Israel telah memutus mata pencahariannya.

“Saya rindu krayon saya. Saya rindu teman-teman dan buku sekolah saya,” kata Karem kepada Al Jazeera.

“Saya berharap rumah kami tidak hancur. Saya tidak harus melalui perjuangan untuk mendapatkan makanan dan air setiap hari.” ucapnya.

Saat Karem berjuang untuk menghidupi keluarganya, bahkan sampai menjual pakaiannya untuk makanan dan kayu bakar, orang tuanya memperhatikan dan berduka atas kehilangan masa kecilnya.