Catatan Agus K Saputra
NusantaraInsight, Ampenan — Dalam Siaran Pers Kementerian Keuangan, Rabu (19/03) lalu, _Moody’s Investors Service_ (Moody’s) telah menyelesaikan tinjauan berkala ( _periodic review_ ) atas peringkat Republik Indonesia. Tinjauan ini dilakukan melalui Komite Penilaian yang diadakan pada 7 Maret 2025 untuk mengevaluasi kembali kesesuaian peringkat dengan dinamika terkini, tetapi tidak menjadi dasar penetapan rati baru ( _non-rating action_ ) sehingga peringkat kredit Indonesia masih tetap pada level Baa2 dengan _oulook_ stabil.
Moody’s menilai bahwa profil kredit Indonesia tetap kuat dengan peringkat Baa2, didukung oleh ketahanan ekonomi yang berkelanjutan. Faktor struktural seperti sumber daya alam yang melimpah dan demografi yang kuat menjadi pilar utama yang mendukung stabilitas ekonomi Indonesia. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang dikelola dengan bijak dalam menjaga disiplin fiskal, stabilitas makroekonomi serta inflasi, dianggap memperkuat profil kredit Republik ini.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap solid dengan pertumbuhan PDB riil rata-rata sekitar 5,0% untuk tahun 2025 dan 2026. Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang relatif kuat, serta volume komoditas yang stabil akan mendukung pertumbuhan ekspor. Namun, Moody’s menilai bahwa pemerintah perlu mewaspadai perlambatan akibat dinamika global seperti perang tarif.
Beban utang Indonesia diperkirakan tetap stabil dan pada tingkat yang relatif rendah jika dibandingkan dengan ukuran ekonominya dan negara peers. Meskipun terdapat tantangan dalam kondisi fiskal yang lebih luas, terutama dalam hal masih belum optimalnya basis pendapatan negara, situasi ini diyakini Moody’s masih terkelola dengan baik.
Moody’s juga mencatat, terdapat potensi untuk meningkatkan peringkat jika upaya berkelanjutan Indonesia untuk memperluas ukuran dan daya saing sektor manufaktur dan komoditas berhasil.
*Beberapa Tanggapan*
“Kami sangat mengapresiasi penilaian yang diberikan oleh Moody’s. Ini mencerminkan upaya keras Pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan fiskal. Pemerintah akan terus berkomitmen untuk memperkuat fondasi ekonomi Indonesia dan memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menanggapi hasil laporan dari Moody’s.
Sri Mulyani mengatakan Indonesia saat ini memiliki indeks manufaktur yang positif sebagai penanda industrialisasi yang berjalan dengan baik. Di sisi lain, perdagangan Indonesia juga terus mengalami surplus.