Oleh Agus K Saputra
NusantaraInsight, Ampenan — Perpustakaan Lembah Hijau berada di Kelurahan Ijobalit Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur. Dikelola oleh Lalu Abdul Fatah. Seorang anak muda yang konsentrasi penuh pada hal-hal yang berkenaan literasi dan pustaka.
Jika ditilik, setidaknya ada hal unik yang menjadi perhatian. Pertama, koleksi lebih dari 1.000 judul buku, mulai dari fiksi dan nonfiksi. Ada komik, novel, cerita anak, kumpulan cerpen, biografi, bisnis, sejarah dan lain-lain.
Kedua, area baca luas dengan pilihan zona yang beragam. Ada meja dan bangku di aula. Bisa di hammock. Jika turun ke bawah, ada danau di situ.
Ketiga, ada aneka mainan edukasi untuk anak-anak, remaja, hingga orang tua, seperti puzzle dan scrabble. Pun ayunan untuk main dan bersantai. Baca buku di atas pohon? Syaratnya mudah sekali, asal bisa memanjat.
Keempat, soal buat acara diskusi, kemah literasi, kelas menulis, bedah buku atau sekedar piknik baca bareng keluarga, menjauh sejenak dari keriuhan kota dan godaan gawai serta santai seharian juga bisa. Asal sudah buat janji terlebih dahulu dengan petugas perpustakaan.
“Sebenarnya ada lagi. Yaitu untuk urusan ngemil dan haus. Pihak perpustakaan menyediakan aneka jajanan seperti brownies, bolu gulung dan banana ballen. Sementara pilihan minuman hanya dua, yaitu kopi dan teh. Hanya saja, karena hal ini dikelola oleh istri saya dan ada kegiatan lain, maka untuk sementara waktu kami tutup,” ujar Miq Fatah.
Tahun ini, Perpustakaan Lembah Hijau dapat hibah buku dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Maka ini menjadi pijakan untuk pengelolaan Perpustakaan lebih lanjut. Setidaknya dengan meng-ATM (amati, tiru, modifikasi) pendekatan model penta-helix di bidang pariwisata.
Model penta-helix melibatkan kolaborasi lima unsur subjek atau stakeholder di bidang pariwisata. Lima unsur yang dimaksud meliputi: akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah, media. Kerja sama lima unsur tersebut kerap juga disingkat ABCGM (Academician, Business, Community, Government, Media).
Dikutip dari Jurnal Riset, Inovasi, dan Teknologi, Kabupaten Batang Vol. 4 No. 2 (2020), kolaborasi penta-helix berperan penting dalam mendukung tujuan inovasi bersama, terutama untuk memajukan sosial ekonomi daerah.
Model Penta-helix pertama kali dicanangkan oleh Menteri Pariwisata periode 2014-2019, Arief Yahya. Konsep ini dituangkan ke dalam Peraturan Menteri (Permen) Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan (sumber: tirto.id 21 Jan 2024: 20.22 WIB)