NusantaraInsight, Makassar — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palopo resmi menggelar debat publik pertama yang diselenggarakan di Hotel Gammara Makassar, Minggu (3/11/2024).
Debat yang diikuti empat paslon yakni, nomor urut 1 Putriana Hamda Dakka-Haidir Basir, nomor urut 2 Farid Kasim Judas-Nurhaenih, nomor urut 3 Rahmat Masri Bandaso-Andi Tenri Karta, nomor urut 4 Trisal Tahir-Akhmad Syarifuddin.
Ada yang menarik dalam debat perdana yang mengangkat tema peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan publik yang aksesibel dan responsif dalam rangka memperkokoh NKRI ini.
Pasangan calon nomor urut 1, Putri Dakka-Haidir Basir tampil “menyala” dengan visi misi serta program strategis yang dipaparkan. Bahkan keduanya berjanji akan membangun 3 pabrik untuk menyerap tenaga kerja dalam 100 hari masa kerjanya. Lebih jauh dari itu, Putri-Haidir berjanji akan menurunkan pembayaran PDAM untuk warga Palopo hingga 50 persen.
Putri Dakka berangkat dari visi Palopo Maju Unggul Beradab Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam Ekosistem Darat yang Berkelanjutan. Dimana program prioritasnya adalah optimalisasi Center of Celebes (Pelabuhan Tanjung Ringgit) untuk meningkatkan pendapatan asli daerah untuk kesejahteraan masyarakat Palopo.
“Tentu ini kita harus berkolaborasi dengan tatanan pentahelix yang mana akan melibatkan lima komponen penting. Yakni, pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media. Lima unsur inilah yang selalu dilibatkan dalam proses perencanaan, implementasi, hingga evaluasi pembangunan daerah berkelanjutan di Kota Palopo,” ungkapnya.
“Di penghujung debat, akan saya sampaikan, saya telah berjalan dari rumah ke rumah dan telah bertemu ribuan orang, baik itu petani, nelayan, tukang ojek, pelaku usaha. Ada banyak harapan yang dititipkan kepada kami. Untuk itu “Jangan Biarkan Kami Berjuang Sendiri, Jangan Biarkan Kami Berjuang Sendiri” mari warga Palopo kita berjuang bersama,” tandasnya.
Menimpali itu, Haidir Basir mengangkat pesan leluhur yang menurutnya pesan itu adalah pesan mulia yang dititipkan para leluhur untuk menjalankan demokrasi.
“Abbatireng ri palupukku yang artinya pengabdian itu semata untuk kehormatan dan kemuliaan rakyat. Jika ini jadi patokan maka ini akan memunculkan Siri’ na Pesse’ yang akan memunculkan keberanian, kejujuran serta teladan bagi masyarakat,” ungkap Haidir Basir.
“Jika dalam kepemimpinan ini kita pedomani maka kita akan malu jika melakukan tindak korupsi karena kita berpegang bahwa kepemimpinan itu semata-mata untuk kehormatan dan kemuliaan rakyat,” pungkasnya.