Oleh : Rahman Rumaday
(Ketua Bidang Kepanduan DPW PKS Sulsel)
NusantaraInsight, Makassar — Ketua DPW PKS Sulawesi Selatan H.M Amri Arsyid Dalam arahannya membuka dengan mengutip Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159 terjemahannya : “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”~ QS. Ali Imran : 159
Dalam panggung politik terlihat semakin kompleks, H.M Amri Arsyid, mengajak anggota PKS dan para Caleg untuk menjadikan kampanye sebagai wadah menyuarakan gagasan politik yang beretika dan berakhlaq. Pada momen pertemuan dengan Unit Pembinaan Anggota (UPA) gabungan diselenggarakan oleh DPD PKS Kota Makassar di Aula kantor DPTW PKS Sulawesi Selatan pada 2 Desember 2023, Amri Arsyid menekankan pentingnya memperkenalkan PKS kepada masyarakat melalui politik gagasan.
Dalam konteks politik. Surat Ali Imran ayat 159 yang telah saya bacakan diawal tadi ayat tersebut mengirim pesan penting pada kita semua tentang pentingnya kebijaksanaan dalam mengelola persatuan dan kepemimpinan. Ayat ini juga sebagai dorongan bagi kita untuk menciptakan gagasan politik yang mengakomidir apa yang menjadi kepentingan masyarakat, dimana kebijaksanaan dan pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan masyarakat menjadi landasan gagasan utama dalam setiap kampanye kita sebagai anggota PKS maupun sebagai Caleg. Hal lain dijelaskan Amri Arsyid bahwa ayat ini sebagai pondasi sekaligus ide besar untuk mengembangkan gagasan politik yang berfokus pada penyatuan masyarakat, menghadirkan keadilan sosial, dan mewujudkan kepemimpinan yang memahami serta merespons kebutuhan masyarakat secara holistik. Ujar Amri
Amri Arsyid melanjutkan arahannya dengan mengutip surat Surah An-Naml ayat 32 yang artinya : “Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku (ini). Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelis(ku).” Pada surat An Naml ayat ini menekankan pentingnya mendengarkan pendapat masyarakat sebagai bentuk aspirasi dan konsultasi pada orang yang memiliki kemampuan atau kompatibel di bidangnya dalam pengambilan setiap keputusan politik yang berdampak pada kepentingan masyarakat. Ayat ini merujuk pada kita semua, bagaimana sikap Nabi Sulaiman AS yang mengumpulkan para menteri dan berunding sebelum mengambil tindakan besar atau mengeluarkan kebijakan juga dalam membuat regulasi. Hal tersebut dapat dihubungkan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan negara. Dalam konteks politik gagasan, ayat ini dapat kita diartikan sebagai dorongan untuk mengembangkan sistem politik yang mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Gagasan politik yang inklusif dan demokratis, di mana pendapat dan kepentingan berbagai lapisan masyarakat diakui dan dipertimbangkan. Ucap Amri