Catatan pertunjukan Teater Kepahlawanan Sultan Hasanuddin: SANG HERO PENJAGA MARTABAT MANUSIA

Sultan Hasanuddin ( Ferdinan )
Sultan Hasanuddin ( Ferdinan )

*ak sibajikang ri paklinoang- demi kebaikan bersama hidup di dunia *ri sileporang adak – berpeganglah dengan setia pada adat *ri empoang akjuluk tallasa -pada kesepakatan kehidupan bersama *ri kasereangnga – menjaga persatuan dan kesatuan)*

NusantaraInsight, Makassar — Dalam kepungan gelap, sebatang cahaya putih menyorot sosok seorang perempuan, narator, berbaju bodo kuning bersarung sutera di panggung tengah, melantunkan ala sinrilik/ kelong khas seni tutur Makassar. Itulah adegan pembuka babak pertama pada pertunjukan teater kepahlawanan malam itu, tanggal 26 November 2024 pukul 19.30 Wita di kompleks Kampus Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar, Parang Tambung.

Rangkaian narasi terus dilantunkan, sementara di papan layar LED silih berganti secara kronologis ditayangkan rentetan video animasi, mengulas kilas kehidupan Sultan Hasanuddin sejak lahir di Gowa pada 12 Januari 1631. Anak lelaki dari pasangan Sultan Malikussaid, Sultan Gowa ke-XV, dengan I Sabbe Lokmo Daeng Takuntu. Gambaran tampilan Sang Sultan pada masa kecil hingga remaja saat aktiv belajar keagamaan di Masjid Bontoala, berguru pada Karaeng Pattingalloang-sang Ilmuwan, negarawan.

BACA JUGA:  Nur Linda Sukma Waziza: Kreativitas Itu Bisa di Mana Saja
Sultan Hasabuddin bersama Karaeng Galesong ( Djamal Dilaga ), Karaeng Karunrung (Indra Kirana ), Karaeng Bonto Marannu ( Djamal Kalam ), Daeng Mangalle ( Arga Batara ) dan I Fatimah Daengta Kontu ( Mirza )
Sultan Hasabuddin bersama Karaeng Galesong ( Djamal Dilaga ), Karaeng Karunrung (Indra Kirana ), Karaeng Bonto Marannu ( Djamal Kalam ), Daeng Mangalle ( Arga Batara ) dan I Fatimah Daengta Kontu ( Mirza )

Selanjutnya dipertunjukkan adegan latihan ketangkasan pencak silat Hasanuddin kecil bersama sebayanya, Ia yang berdestar – passapu merah menunjukkan keterampilan silat tangan kosong hingga permainan tombak dan sepak raga.

Babak kedua kemudian diawali dengan tampilan adegan ramainya aktivitas perdagangan rempah-rempah di pelabuhan Sombaopu-Makassar. Lalu datang berlabuh kapal-kapal dagang VOC, Vereenigde Oost-Indische Compagnie, Perusahaan Hindia Timur Belanda. Adalah perusahaan dagang Belanda yang didirikan pada tahun 1602.

Mereka melihat prospek perdagangan yang luar biasa, mereka pun kemudian berusaha bersiasat dengan mengatur tipu muslihat, memaksakan kehendak agar dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah dengan harga murah. VOC yang menggandeng tentara dengan berani menggertak dan mendesak agar Kesultanan Gowa segera melarang bangsa-bangsa lain seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Cina dan lainnya berdagang di kawasan tersebut.

Cornelis Speelman ( Is Hakim