Sebagai pelatih, Kluivert pernah sebagai asisten menukani AZ Alkmaar (2008-2010), Brisbane Roar, klub Divisi Utama Australia (2010), dan NEC (2010-2011). Menjadi pelatih Jong Twente (2011-2012),Tim Belanda (asisten, 2012-2014), Curacao (2015-2016), Pemuda Ajax (2016), Asisten Pelatih Kamerun (2018-2019), pelatih sementara Curacao (2021), dan Adana Demirspor (2023).
Kluivert yang merupakan generasi emas dengan Ajax pada dekade 1990-an. Dalam usia 18 tahun, dia menyumbangkan gol semata wayang bagi kemenangan Ajak pada final Liga Champions UEFA 1995.
Melihat posisinya sebagai penyerang, sudah dapat ditebak, pelatih asal Negeri Kincir Angin ini akan mengasah tajam pemain lini depan Indonesia dalam menghadapi pertandingan sisa Grup C Piala Dunia. Soal komunikasi, Kluivert yang tentu saja paham menggunakan bahasa Inggris jelas akan mudah berkomunikasi dengan para pemain. Apalagi banyak pemain naturalisasi timnas Indonesia berasal dari klub-klub Eropa. Dengan sedikit teratasinya kendala bahasa dalam komunikasi ini, kita harapkan para pemain akan lebih paham dalam menjabarkan strategi dan taktik Kluivert di lapangan.
Kluivert kabarnya tidak datang sendiri menukangi tim nasional Indonesia, tetapi disertai dua asisten pelatih, yakni Alex Pastor (58) yang pernah melatih beberapa klub di Eropa. Nama kedua, Denny Landazart (48) yang masih punya hubungan emosional dengan Indonesia melalui ibunya yang berasal dari Maluku. Dia pada tahun 2013 pernah melamar menjadi pelatih Sriwijaya FC, namun klub asal Kota Palembang itu tidak memberikan respon.
Kabarnya juga ‘meneer’ Louis van Gaal, pun akan mendampingi Patrick Kluivert ke Indonesia. Mantan pemain dan manajer kelahiran 8 Agustus 1951 bukan nama yang asing di lapangan hijau. Pelatih gaek ini konon kabarnya akan menempati posisi sebagai Direktur Teknik PSSI. Rekam jejaknya kaya, pernah sebagai manajer Ajax, Barcelona, AZ Alkmaar, Bayern Munich dan Manchester United dan sebagai pemain gelandang pada klub Royal Antwerp, Telstar, Sparta Rottedam, Ajax dan AZ Alkmaar.
Melihat barisan sosok Eropa yang akan menukangi timnas Indonesia, tentu kita berharap banyak kesebelasan Garuda lolos ke Piala Dunia 2026 yang akan dilaksanakan pada 16 kota pada tiga negara di Amerika Utara: Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Jika Indonesia berhasil ke Piala Dunia, tentu kita harus mengacungkan jempol terhadap tim pelatih baru asal Belanda tersebut. Namun kalau sebaliknya, Indonesia gagal total pada laga sisa, melawan Australia (20 Maret 2025), menjamu Bahrain (25 Maret ) dan China (5 Juni), serta melawan Jepang (10 Juni), STY bisa tersenyum sinis sembari berkata “mat-in” (bahasa Korea, rasa) — rasa-in). (*).