Tentu, penemuan mesin cetak menjadi babak baru dalam revolusi penyebarluasan informasi, pengetahuan, dan kebudayaan. Salah satu peristiwa besar yang dilaporkan melalui surat kabar, yakni penemuan Benua Amerika oleh Christoper Colombus, penjelajah dan pedagang asal Genoa (Italia), pada tahun 1492.
Sementara, surat kabar cetak yang terbit teratur setiap hari adalah Oxford Gazzette di Inggris, tahun 1665. Koran ini kelak berganti nama menjadi London Gazzette. Ketika Henry Muddiman menjadi editornya, istilah “newspaper” digunakan untuk pertama kali.
Peradaban manusia kian berkembang, setelah muncul aktivitas jurnalisme dalam bentuk penyiaran radio.
Nama-nama seperti Guglielmo Marconi, yang berhasil mengirim sinyal radio dari Inggris ke Kanada, melewati Samudra Atlantik (1901), Nikola Tesla, yang mematenkan sistem transmisi radio (1897), Heinrich Hertz, orang pertama yang membuktikan adanya gelombang elektromagnetik sebagai dasar teknologi radio, dan James Clerk Maxwell, merupakan para ilmuwan yang tercatat dalam sejarah penemuan radio.
Dari media auditif, berkembang lagi menjadi media pandang-dengar, setelah ditemukannya televisi.
John Logie Baird asal Skotlandia, diakui sebagai penemu televisi setelah dia berhasil mendemonstrasikan transmisi gambar hidup, pada tahun 1926. Nama-nama lain yang juga disebut punya andil dalam penemuan dan pengembangan teknologi televisi, yakni Philo Farnsworth (Amerika Serikat), Paul Nipkow (Jerman), dan Vladimir Zworykin (Rusia).
Televisi berkembang dari masa ke masa, dari yang hanya hitam putih menjadi gambar berwarna, dari televisi tabung ke smart TV.
Terkini, televisi analog sudah ditinggalkan berganti dengan televisi digital yang kualitas gambar dan suaranya lebih jernih, jumlah kanal lebih banyak, serta menghemat spektrum frekuensi radio dan keunggulan lainnya.
Banjir informasi terjadi lewat jagat digital, melalui new media (media baru). New media merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan.
New media memberi pilihan ruang-ruang pilihan teknologis sesuai konten yang kita butuhkan. New media ini paling tampak dalam pemanfaatan internet, di mana konten dan pengguna dapat saling terhubung.
Terjadi interaktivitas dan respons yang interaktif, dan hipertekstual di mana pengguna mudah mengakses konten yang sangat bervariatif (diversifikasi konten).
Dalam banyak kasus, konten dan informasi tumpang tindih, saling berkelindan, lebih mengedepankan viral dan trending, daripada esensi pesan, sehingga memunculkan apa yang para ahli sebut sebagai era post-truth (pasca kebenaran).