Oleh Rahman Rumaday
(Founder K-Apel)
“Bersahabatlah dengan orang-orang yang selalu berbuat baik. Niscaya kau akan menjadi salah seorang dari mereka. Jauhilah orang-orang yang berbuat jahat. Niscaya kau akan terhindar dari akibat kejahatan mereka.”~ Ali Bin Abi Thalib
——————————————————
NusantaraInsight, Opini — Minggu, 26 November 2023 Allah kembali mempertemukan saya dengan seorang sahabat namanya Hizbullah Zein. Lc., MA. Saya biasa memanggilnya ust Zein. Ia merupakan seorang sahabat yang sangat Dermawan. “Bukan sekadar seorang sahabat, ia adalah gemintang dermawan dalam cakrawala ukhuwah. Kebaikannya memayungi sepenuh hati, dan ilmunya begitu luas dan mengalir seperti sungai penuh berkah. Setiap tatapan matanya adalah lembaran kisah kebaikan, dan setiap kata-katanya adalah harmoni kebijaksanaan.”
Saya sangat beruntung bersahabat dengannya saya mengenalnya sejak kami jadi Maba di kampus Ma’had Albirr Unismuh Makassar dan sama-sama 1 kamar di Asrama Ma’had Albirr Unismuh Makassar tahun 2005-2007. kurang lebih 1.5 tahun kami tinggal di asrama, kemudian kami memilih keluar dari Asrama dan bermarkas di salah satu ruko yang di kontrak untuk kantor DPC PKS Rappocini Jln. Talasalapang Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar di ruko yang berukuran cukup besar itu kami bermaskas di lantai 2 lantai 1 untuk kantor.
Ruko tersebut seperti asrama tempat berkumpulnya sejumlah mahasiswa dari berbagai daerah (ada dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Tenggara, Maluku Utara dan saya sendiri dari Fakfak Papua Barat) 1 tahun berlalu di Talasalapang saya dan ust. Hizbullah dipisahkan oleh cita-cita ia ditugaskan di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Provinsi Maluku sebagai Da’i AMCF sedangkan saya memilih tetap tinggal di Makassar dan berpetualang di sejumlah daerah : di Jogja, Surabaya, Bogor, dan Bandung, dan Jakarta mencari jati diri “siapa sebenarnya saya ini untuk orang lain”? Pertanyaan itu yang membuat saya tidak betah di Makassar dan kuliah pun jadi nomor 2 belajar tentang kemanusiaan adalah nomor 1 (belajar untuk menjadi solusi untuk orang lain jauh lebih penting) yang ada dalam kepala saya saat itu. Tapi karena tuntutan orang tua harus selesaikan kuliah tahun 2019 saya menyelesaikan S1 jurusan ilmu pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pancasakti Makassar. Tahun 2005 star menjadi seorang mahasiswa tahun 2019 finis menjadi seorang sarja, tentu sebelum dapat gelar sarjana saya sudah berpindah-pindah kampus dari kampus ke kampus di Makassar (Unismuh, UIT, UMI, UIM, dan terakhir di Unpacti) dengan jurusan yang berbeda-beda, kelakuan saya yang tidak termenej itu sehingga pada saat saya wisuda tahun 2019 ada media Online yang merilis berita dengan judul “Mahasiswa penjelajah kampus akhirnya wisuda juga”