Oleh: Rusdin Tompo (Koordinator SATUPENA Sulawesi Selatan)
NusantaraInsight, Makassar — Iwan Tompo Daeng Liwang, merupakan maestro lagu-lagu Makassar. Sejumlah lagunya yang nge-hits dan populer hingga kini, masuk kategori evergreen.
Nama asli Iwan Tompo sebenarnya Sangkala’, artinya nyangkut (ta’sangkala’ dalam bahasa Makassar). Beliau lahir di Makassar, pada 6 September 1952, dari pasangan B. Daeng Tompo dan Saripa Daeng Lebang. Pada masa kecilnya, Iwan membantu ibunya menjual jalangkote.
Nama Iwan dilekatkan padanya saat remaja, lantaran suaranya yang merdu. Beliau suka bernyanyi di Pasar Pa’baeng-Baeng, sambil memukul-mukul meja yang dijadikan gendang.
Hanya untuk sekadar bisa nyumbang lagu di orkes, tak jarang beliau rela berjalan kaki hingga berkilo-kilo meter. Beliau, misalnya, pernah berjalan kaki sampai ke Limbung agar bisa nonton orkes dan tampil nyumbang lagu.
Beliau punya wajah tampan dengan kumis yang khas. Nama Iwan merujuk pada nama penyanyi Iwan Fals, yang tenar sejak akhir 70an hingga dekade 90an. Jadi, penyebutan Iwan pada pria bernama Sangkala itu, maksudnya adalah Iwan Fals-nya Makassar.
***
Suatu sore, sahabat saya, Wandi Daeng Kulle, singgah di Kafe Baca, Jalan Adiyaksa Nomor 2 Makassar, untuk ngopi. Saya kemudian terlibat ngobrol panjang dengan lelaki gondrong yang lama berkiprah di dunia broadcasting, dengan nama udara Wandi Gamajaya ini. Nama “Gamajaya”, merujuk pada Radio Gamasi FM, tempatnya bersiaran.
Dalam obrolan santai itu, saya sampaikan niat untuk mendokumentasikan para tokoh dan orang-orang yang sudah menjadi icon bagi daerah Sulawesi Selatan. Salah satunya, Iwan Tompo.
Saya katakan, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk merawat ingatan publik akan tokoh sebesar Iwan Tompo, yang telah mendedikasikan hidupnya pada profesi tarik suara dan bidang seni musik yang digeluti.
Menurut saya, kisah hidup Iwan Tompo masih jarang diungkap. Maka, penulisan dan penerbitan buku tentang kiprah Iwan Tompo semasa hidupnya di bidang musik, merupakan bentuk apresiasi kita pada Sang Maestro. Kami pun memutuskan untuk segera mewujudkan hadirnya buku itu.
Sejak awal kami sadari, dalam kondisi saat itu, tidak mungkin bisa mengungkap kisah hidup Iwan Tompo secara lengkap. Sebab yang bersangkutan telah tiada. Namun, paling tidak, orang bisa sedikit lebih dekat mengenal dirinya, bukan hanya menikmati suara emasnya.
Wandi mengungkapkan bahwa dia pernah menulis in memoriam Iwan Tompo di koran GoSulsel. Tulisan serial itu dia buat, setelah meminta izin dari keluarga penyanyi Ana’ Kukang tersebut. Istri beliau, Daeng Sangnging, dan anak-anaknya, Ilham, Iswan, Ismi, Isda, Yudhi, Jemmy, Jenny, dan Jency, rupanya menyetujui.