Indeks Efektivitas Pemerintahan (GEI) mendapatkan bobot tertinggi, 25%.
Itu karena tanpa efektivitas dalam birokrasi dan pelaksanaan kebijakan, seluruh dimensi lainnya tidak akan berdampak maksimal.
Pemerintahan yang bersih tetapi tidak efektif tetap tidak akan mampu mengelola negara dengan baik.
Demokrasi tanpa pemerintahan yang efektif hanya akan menghasilkan kebijakan yang macet di birokrasi.
Bahkan pembangunan manusia pun tidak akan berjalan tanpa efektivitas dalam layanan publik.
Negara-negara dengan GEI tinggi seperti Singapura dan Swiss menunjukkan bahwa pemerintahan yang efektif tidak hanya menghasilkan kebijakan yang cerdas. Ia juga mampu mengeksekusi kebijakan tersebut dengan baik dan cepat.
2. Pemberantasan Korupsi: Menghilangkan Hambatan Utama Tata Kelola (20%)
Indeks Persepsi Korupsi (CPI) memiliki bobot 20%, karena korupsi merupakan hambatan terbesar dalam menjalankan pemerintahan yang baik.
Korupsi bukan sekadar permasalahan etis, tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan kepercayaan publik.
Negara dengan korupsi tinggi akan kesulitan menarik investasi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menjalankan program sosial yang efektif.
Negara-negara dengan skor CPI tinggi cenderung lebih stabil, lebih mampu menjalankan kebijakan ekonomi jangka panjang, dan lebih dipercaya oleh masyarakatnya.
Oleh karena itu, pemberantasan korupsi adalah faktor fundamental dalam membangun tata kelola yang baik.
3. Digitalisasi Pemerintahan: Masa Depan Tata Kelola yang Transparan dan Efektif (15%)
Indeks Pembangunan e-Government (EGDI) mendapatkan bobot 15%, karena di era modern, digitalisasi bukan sekadar alat bantu.
Digitalisasi menjadi pilar utama dalam tata kelola pemerintahan yang lebih efisien dan transparan.
Negara-negara dengan sistem pemerintahan berbasis digital memiliki:
✔ Layanan publik yang lebih cepat dan lebih efisien.
✔ Pengurangan potensi korupsi dengan sistem yang lebih transparan.
✔ Partisipasi warga yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan.
Negara-negara seperti Denmark dan Korea Selatan telah membuktikan bahwa transformasi digital dalam pemerintahan dapat meningkatkan efektivitas kebijakan dan membangun kepercayaan publik.
Oleh karena itu, EGDI diberikan bobot yang sama dengan HDI dan DI, karena dampaknya terhadap kesejahteraan rakyat dan demokrasi semakin signifikan.
4. Demokrasi Indeks: Menjamin Transparansi dan Akuntabilitas (15%)
Indeks Demokrasi (DI) diberikan bobot 15%, karena tanpa demokrasi, tata kelola pemerintahan akan kehilangan transparansi dan akuntabilitasnya.