Saat ini, ada tiga gambar Deif: satu sangat tua, satu lagi bertopeng, dan gambar bayangannya. Bahkan Israel, yang membanggakan diri sebagai negara dengan intelijen paling kuat di dunia, tidak memiliki gambaran terkini tentang komandan Brigade al-Qassam ini.
Pada Januari 2011, ibu Deif meninggal. Semua pemimpin Hamas menghadiri pemakaman kecuali dia. Tidak diketahui apakah dia hadir, karena ada yang mengatakan dia ada di sana, sementara yang lain mengeklaim dia tidak hadir karena alasan keamanan.
Beberapa juga mengklaim dia berada di pemakaman dengan menyamar sebagai pria yang lebih tua. Dia digambarkan sebagai orang yang cerdas, genius, dan tidak suka tampil di depan umum.
Dia tidak menggunakan teknologi dan jarang menyiarkan pesan audio, hanya untuk mengumumkan dimulainya pertempuran baru dengan Israel.
Deif tidak muncul di tempat umum selama hampir tiga dekade, atau seperti yang ditulis surat kabar Asharq Al-Awsat di Gaza: “Jika kami melihatnya, kami tidak akan mengenalnya.” Rasa aman yang tinggi pada Deif mungkin menjelaskan bagaimana Israel tidak mampu menemukannya. Komandan tersebut telah dicari oleh Israel sejak pertengahan tahun 1990-an ketika mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres meminta Presiden Palestina Yasser Arafat untuk menangkapnya sebelum Arafat mengungkapkan keterkejutannya atas nama tersebut seolah-olah dia tidak mengenalnya.
Peres kemudian mengakui bahwa dia tahu Arafat melindunginya, menyembunyikannya, dan berbohong tentang dia. Israel mencoba membunuhnya lebih dari sekali dan melukainya dua kali. Mohamed Diab Ibrahim al-Masri, dikenal sebagai Deif, lahir pada tahun 1965 dari keluarga pengungsi Palestina dari al-Qubeiba dan menetap di kamp Khan Yunis di Jalur Gaza Selatan.
Deif tumbuh dalam keluarga berpenghasilan rendah dan terpaksa meninggalkan sekolah sementara untuk menghidupi keluarganya. Dia bekerja dengan ayahnya di bidang pemintalan dan pelapis, kemudian mendirikan peternakan unggas kecil dan bekerja sebagai sopir.
Teman-teman sang komandan di lingkungannya mengatakan bahwa dia adalah seorang yang lembut, memiliki selera humor yang baik, dan hati yang baik.
Deif bergabung dengan gerakan Hamas pada akhir tahun 1987. Dia kembali bersekolah dan mengenyam pendidikan di Universitas Islam Gaza, di mana dia lulus pada tahun 1988 setelah memperoleh gelar sarjana sains.
Selama ini, Deif mendirikan grup teater Islam al-Ayedun, karena dia dikenal karena kecintaannya pada akting. Dia memainkan beberapa peran teater, termasuk tokoh sejarah.