NusantaraInsight, Gaza — Langit Gaza Palestina memerah, setelah dihujani rudal oleh militer Zionis Israel hingga Selasa Subuh, (7/11/2023) seperti dilaporkan wartawan Reuters, Mohammad Al Masri.
Israel menyasar menyasar bangunan-bangunan yang ada di Kota Gaza yang menurutnya adalah tempat persembunyian dari pejuang Hamas Palestina.
Bukan hanya serangan udara, Israel juga melancarkan serangan darat berupa tembakan rudal dari tempat yang belum diketahui. Tank-tank Israel yang juga mulai memasuki perbatasan Gaza juga tak henti melontarkan bom ke arah kota Gaza.
Serangan rudal Israel ini, juga menyerang sebuah bangunan tempat tinggal di Khan Younis di selatan Gaza. Para warga berhamburan keluar setelah bangunan tempat tinggalnya terkena rudal Israel.
Hari ini genap sebulan konflik Israel-Palestina berlangsung, PBB mulai bersuara menyerukan gencatan senjata, dimana sebelumnya Majelis Umum PBB pada 27 Oktober 2023 mengenai resolusi yang menyerukan gencatan senjata untuk kemanusiaan segera di Gaza dan menuntut akses bantuan. Hasilnya adalah 120 suara setuju, 45 suara abstain, dan 14 suara tidak. Sementara itu, Israel justru menyatakan akan memulai serangan darat skala besar di dalam wilayah Gaza dengan tujuan untuk menyerang militan Hamas dan mencari serta menyelamatkan sandera Israel.
Terbaru, Kementerian Kesehatan di Gaza pada Senin lalu mengatakan jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan membabi buta Israel telah melonjak lebih dari 10.000 orang. Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan, mengatakan pada konferensi pers bahwa serangan udara militer Israel membunuh 10.022 orang dan melukai lebih dari 25.000 lainnya.
Korban tewas termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 perempuan, tambahnya. Kementerian Kesehatan juga menerima laporan sekitar 2.350 orang hilang di bawah reruntuhan, termasuk sekitar 1.300 anak-anak. Jumlah yang dirilis pada Senin itu menandai tonggak sejarah yang suram dalam kekerasan yang menjadi paling mematikan dalam konflik Israel-Palestina sejak 1948.