Suriana: Tidak Berantakan mi

NusantaraInsight, Makassar — Namanya Suriana, tetapi teman-temannya di komunitas memanggilnya Ana Hamid. Panggilan “Hamid” di belakang namanya merupakan penghormatan kepada suaminya, Hamid.

Sudah kurang lebih empat tahun Ana Hamid tertatih-tatih belajar mengaji bersama ibu-ibu yang tergabung dalam Komunitas Anak Pelangi (K-Apel). Kelompok mereka dinamai “Ibu-ibu Rempong.”

Teman-teman seangkatannya sudah lancar dan benar bacaan Al-Qur’annya sesuai tajwid yang diajarkan, Ana Hamid masih tertatih-tatih. Namun, ia tidak pernah putus asa. Semangatnya terus membara tanpa ada perasaan minder atau menyerah.

Selain sebagai ibu rumah tangga, Ana Hamid juga aktif sebagai kader posyandu, kader ibu-ibu PKK kecamatan, pendamping keluarga harapan, dan dalam pendataan pemuktahiran data keluarga. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak membuatnya lelah untuk terus belajar mengaji bersama ibu-ibu di Komunitas Anak Pelangi (K-Apel).

_“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.” ~ (Q.S. al-Ankabut : 69).

Pada bulan kedelapan tahun 2024, dengan izin Allah, Ana Hamid sudah mulai lancar dan tertata bacaannya. Saya sering bilang sama ibu-ibu yang lain teman se-kolomponya, “Ibu Ana sudah mulai menemukan titik terang, dan tidak berantakan mi bacaannya.”

BACA JUGA:  Sri Gusty Ingin Terbitkan Buku Puisi Kedua

Tidak ada yang sia-sia dalam sebuah usaha dan kesungguhan. Allah tidak tidur dan tidak diam atas usaha dan komitmen hamba-Nya dalam kebaikan. Allah selalu membuka jalan dan memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.

Ketekunan dan ketabahannya patut di acungi jempol. Cerita tentang Ana Hamid ini adalah bukti nyata bahwa ketekunan dan kesabaran dalam belajar mengaji selalu berbuah manis. Ana Hamid menunjukkan bahwa tidak ada usaha yang sia-sia ketika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh.

_“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya”_ ~ (H.R. At-Tirmidzi)

Tentu semua itu berkat dukungan dari suaminya, Hamid, yang selalu menginginkan istrinya untuk terus belajar tanpa merasa malu. Hamid selalu memberikan semangat dan keyakinan bahwa setiap usaha yang dilakukan Ana Hamid akan membuahkan hasil. Ia sering berkata, “Jangan pernah malu untuk belajar, Ana. Setiap langkah yang kamu ambil menuju kebaikan akan mendapatkan berkah dari Allah.” Dukungan tanpa henti dari suaminya inilah yang menjadi salah satu pendorong utama semangat Ana Hamid untuk terus mengaji