NusantaraInsight, Jakarta — Ketua Persatuan Ulama Internasional Dr. Salim Segaf Al-Jufri mengecam agresi Zionis Israel ke Palestina sebagai upaya genosida di luar batas kemanusiaan sehingga Israel mendapat sanksi yang tegas dan pemimpinnya layak diseret Mahkamah Pidana Internasional sebagai penjahat perang.
Hal ini disampaikannya saat membuka acara Seminar Internasional “Stop Israeli Genocide in Gaza!” yang diselenggarakan Fraksi PKS DPR RI berkolaborasi dengan Justice and Democracy Forum Istanbul (JDF) dan The Strategia Institute pada Selasa (21/11).
Acara dihantarkan oleh Ketua Fraksi PKS DPR Dr. Jazuli Juwaini dengan narasumber Ketua Kaukus Parlemen Malaysia Untuk Palestina Syed Ibrahim Syed Noh, Ketua Forum Demokrasi dan Keadilan Istanbul Dr. Azzam Ayoubi, dan Ketua Kaukus Palestina DPR RI Dr. Sahrul Aidi Maazat.
Mengawali pidatonya, Dr. Salim menyampaikan kepedihan warga dunia melihat besarnya korban sipil di Gaza Palestina dimana lebih dari 12.000 korban jiwa meninggal dan 75 persen anak-anak, perempuan, hingga orang tua terhitung sejak 7 Oktober 2023.
Dr. Salim juga menjelaskan 32.000 warga sipil terluka dan membutuhkan perawatan, akan tetapi rumah sakit-rumah sakit yang ada telah habis diluluhlantakkan oleh Zionis Israel sehingga berhenti beroperasi.
“1,6 juta penduduk Gaza harus mengungsi karena rumah mereka hancur dihantam bom-bom Israel” ujar Ketua Majelis Syuro PKS ini.
Tentara pendudukan Israel, lanjut Salim, telah menjatuhkan lebih dari 32.000 ton bahan peledak di Gaza antara 7 Oktober hingga 10 November. Total kekuatan ini, jelas Dr. Salim, setara dengan dua kali kekuatan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang dalam Perang Dunia II.
Dalam pidatonya, Dr. Salim Segaf Al-Jufri yang juga merupakan Ketua Persatuan Ulama Internasional mengajak peserta seminar untuk mengheningkan cipta dan memanjatkan doa agar tragedi kemanusiaan di Palestina dapat segera dihentikan dan rakyat Palestina memperoleh kemerdekaannya.
Menteri Sosial RI 2009-2014 ini juga mengajak semua pihak untuk dengan jelas dan tegas melihat permasalahan di Palestina. Pertama, bangsa Palestina adalah pejuang kemerdekaan yang membela diri dan terus mewujudkan kemerdekaannya. Kedua, sebaliknya Israel adalah bangsa penjajah yang menduduki tanah Palestina secara tidak sah sejak tahun 1948.
“Satu-satunya bangsa yang belum merdeka di era modern ini hanya Palestina. Kita semua, khususnya bangsa Indonesia, punya hutang sejarah kemerdekaan Palestina. Bung Karno pernah berjanji bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel,” jelas Dr. Salim.