Untuk Pembiayaan Ultra Mikro (UMi), telah tersalurkan Rp282,19 Miliar (meningkat 15,96% yoy) utamanya kepada sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp280,84 Miliar, diikuti sektor usaha Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya sebesar Rp0,86 Miliar, Jasa Pendidikan sebesar Rp0,38 Miliar dan Industri Pengolahan Rp0,10 Miliar.
Kinerja APBD Anging Mammiri Pendapatan Daerah – Pendapatan Daerah s.d. 30 November 2024 sebesar Rp40,57 Triliun, mengalami growth sebesar 6,77% (yoy), didominasi oleh Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat sebesar Rp29,71 Triliun, Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp9,42 Triliun, Pendapatan Transfer Antar Daerah sebesar Rp1,23 Triliun, dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah sebesar Rp198,48 Miliar.
Adapun rincian PAD Sulsel s.d. 30 November 2024 terdiri dari Pajak Daerah sebesar Rp6,42 Triliun (naik 2,99% yoy), disusul oleh Lain-Lain PAD Yang Sah sebesar Rp1,97 Triliun (naik 12,98% yoy), Kekayaan Daerah Dipisahkan sebesar Rp376,9 MIliar (naik 1,74% yoy) dan Retribusi Daerah sebesar Rp651,85 Miliar (naik 88,93% yoy).
Belanja Daerah – Belanja Daerah s.d. 30 November 2024 terealisasi sebesar Rp34,64 Triliun, terdiri dari Belanja Operasi sebesar 74,62% dari Pagu atau Rp26,35 Triliun, disusul oleh Belanja Transfer sebesar 74,41% atau Rp4,29 Triliun, Belanja Modal sebesar 49,53% atau sebesar Rp3,96 Triliun, dan Belanja Tidak Terduga sebesar 24,52% atau 29,31 Miliar.
Transfer ke Daerah – TKD Sulawesi Selatan yang telah disalurkan sebesar Rp29,71 Triliun, tumbuh 10,26% (yoy). Besarnya kontribusi TKD menunjukkan bahwa dukungan dana pusat masih menjadi faktor dominan untuk pendanaan di wilayah Sulawesi Selatan.
Pemerintah Daerah kiranya dapat berupaya untuk mengoptimalkan PAD, dengan langkah awal yang dapat dilakukan antara lain menciptakan kebijakan yang dapat menarik modal atau investasi daerah. Penutup Dampak risiko global (high for longer, volatilitas harga komoditas, dan dinamika geopolitik) terhadap perekonomian dan pasar keuangan domestik terus diantisipasi dan dimitigasi. Di tengah rambatan risiko global, pertumbuhan ekonomi domestik tetap terjaga. Konsumsi terjaga kuat, inflasi terkendali, dan surplus neraca perdagangan berlanjut.
Kinerja APBN Anging Mammiri hingga November 2024 tetap terjaga positif dan terakselerasi, namun risiko APBN terus diantisipasi dan dimitigasi.
Peran APBN sebagai shock absorber terus dioptimalkan. Akan dipastikan konsistensi macro-policy mix dalam rangka mendorong pertumbuhan sekaligus menjada stabilitas perekonomian.