Satryo, Menteri dengan Masa Tugas 121 hari

Satryo Soemantri Brodjonegoro
Satryo Soemantri Brodjonegoro

Kacaunya, ketika tiba acara penutupan penataran, saat pembaca doa akan beraksi, tiba-tiba saja Pak Ancu, panggilan akrabnya, kabur dari lokasi penataran. Setelah dicari di sekitar gedung lokasi penataran, tidak membuahkan hasil menemukan Pak Ancu. Tidak ada pilihan lain, karena masih ada peserta dari Sulawesi Selatan yang seorang lagi, saya pun “dikandang-paksa” sebagai naib Pak Ancu.

Ketika tampil di podium mengenakan kopiah hitam, mata saya menyapu semua yang hadir. Di tengah puluhan wartawan yang hadir, Menteri diwakili oleh salah seorang direktur jenderal (dirjen)-nya. Saya pikir aman ini. Saya pun mengutip pasal UUD 1945 yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan yang ada hubungannya dengan tujuan koperasi. Setelah sedikit mengomentari pasal konstitusi yang dikutip itu, saya langsung menyambar doa pamungkas dalam Bahasa Arab. Satu-satunya doa yang berbahasa Arab yang saya ucapkan. “Rabbana aatiina fi dun-ya…” dan seterusnya kemudian langsung saya tutup dengan salam.
Kembali ke Ibu Neni Herlina. Kepada Kompas TV yang saya ikuti pemberitaan pascademo, Neni Herlina, mengaku dirinya dipecat dan juga mengaku menerima perlakuan yang tidak mengenakkan dari Menteri Satryo ketika menjalankan tugas.

BACA JUGA:  IKA UNM Gelar Jalan Sehat, Berbagai Hadiah Menarik Menanti Peserta

“Ketika saya menjalankan tugas, tapi ya perlakuannya sudah begitu. ‘Ini kesalahan pertama ya’ waktu pertama kali. ‘Nanti kalau dua lagi, saya pecat kamu’ dari pertama tuh udah begitu,” katanya dikutip dari detiknews.

Akibat masalah ini, Neni diminta memperlihatkan mukanya di depan sang Menteri atas permintaan Sekjen Kemendiktiristek Togar M.Simatupang dan rekan-rekannya. Setelah kejadian tersebut, Neni yang merupakan bidang pegawai Prahum Ahli Muda & Pj Rumah Tangga mendapat masalah ketika mengurus pemasangan internet di rumah dinas Menteri Satryo.

“Tapi ada kejadian lagi. Nah, kebetulan kejadian itu yang akhirnya, kan kita juga ada ketua tim rumah tangga tuh ada juga. Jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang internet. Cuma ya, kok saya ke sana-ke sana gitu aja? Apa, terlalu malam atau apa?,” ungkapnya seperti dilansir CNBC yang mengutip Detiknews.

Neni menjelaskan Satryo ingin pemasangan internet dilakukan secepatnya. Tetapi, prosesnya hingga malam belum selesai yang membuatnya marah.

“Sementara kita kan minta segera, karena Pak Menteri maunya segera. Kita meminta mereka untuk menyegerakan. Jadi akhirnya sampai malam, tapi jadi marah,” tambahnya.
Menteri pun mengontak Angga, atasan Neni, namun tidak menjawab karena sedang sakit. Karena Angga tak mengangkat telepon, Satryo memberi pesan pemecatan melalui pesan WhatsApp ke Neni. Hal ini karena Neni adalah penanggung jawab di tim tersebut.

br