Pemprov Sulsel Deklarasikan Netralitas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

NusantaraInsight, Makassar — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan deklarasikan netralitas penyelenggaraan urusan pemerintahan. Ini dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2024 yang Luber, Jurdil, lancar, aman dan damai di era baru Sulawesi Selatan menuju Indonesia Maju di Four Point Hotel by Sheraton, Selasa (24/10/2023).

Deklarasi netralitas ASN ini merupakan ajang ke tiga yang di adakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, sebelumnya diadakan di Ruang Pola Kantor Gubernur dan deklarasi bersama kepala desa se Sulawesi Selatan.

Komisioner Bawaslu, Syaiful Jihad dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah pemerintahan di Provinsi Sulawesi Selatan yang mengadakan acara kolosal untuk ikrar deklarasi netralitas ASN.

“Dan ini baru pada pemerintahan Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa Sulsel memiliki indeks kerawanan sangat tinggi untuk netralitas ASN. Pada Pemilu lalu itu Sulsel berada di urutan ke 4 se Indonesia.

“Saya berharap dengan deklarasi seperti ini, Sulsel keluar dari zona rawan netralitas ASN,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua KPU Sulsel Hasbullah menekankan bahwa Pemilu 2024 nanti, seluruh warga menjaga kedaulatannya.

BACA JUGA:  Untuk Diteruskan ! Sambut Tahun 2025, Pj Gubernur Sulsel Keluarkan Himbauan

“Karena Pemilu ini adalah warisan terbaik yang diberikan founding fathers kita,” terang Hasbullah.

“Diketahui sejak tahun 1955 kita telah diberikan hak penuh untuk melakukan pemilihan. Beda dengan di negara lain yang harus menunggu gerakan HAM dulu, baru mengikut sertakan seluruh komponen bangsa untuk ikut Pemilu,” tambahnya.

“Untuk itu, kita jaga Pemilu 2024 nanti, karena itu adalah warisan terbaik dari founding fathers kita,” kuncinya.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengucapkan terima kasih kepada seluruh Forkopimda yang hadir untuk ikut dalam deklarasi ini.

Bahtiar juga menyinggung, bagaimana di Indonesia, khususnya di Sulsel telah lebih dulu menganut kesetaraan gender dalam hal memilih pemimpin.

“Kita ini telah lebih dahulu menganut kesetaraan gender untuk memilih pemimpin. Pada tahun 1470 Raja Bone ke empat We Banre Gau itu adalah raja perempuan dan Ada 6 raja perempuan di Sulsel,” ungkapnya.

“Selain itu kita juga memiliki ikatan persaudaraan dengan Samudra Pasai di Aceh, yaitu melalui Daeng Mansur yang menikah dengan putri dari Samudra Pasai,” ulasnya lagi.

BACA JUGA:  Mulai 8 April Bumi akan Gelap Tiga Hari, ini Kata BMKG

Ia juga menyinggung peran wanita Sulsel dalam perjuangan kemerdekaan.

“Kita mengenal Balira (kayu untuk alat tenun) adalah senjata utama untuk pasukan perempuan di Sulsel. Dengan itulah perempuan di Sulsel memperjuangkan kemerdekaan,” tambahnya.