Karya: Rusdin Tompo
Saya mencari namamu di jalan-jalan Kota Makassar
Di lorong-lorong yang dikemas sebagai lorong budaya dan lorong literasi
Tapi tak terdengar namamu disebut-sebut
Bahkan pada plang-plang nama yang dibubuhi dwi aksara: Latin dan Lontarak
Namamu tak tercetak di sana
Nama yang kian samar
Nama yang bahkan diperdebatkan
Apakah burakne1) kelahiran Lakiung, pada Abad XVI itu benar Daeng Pamatte2)
Atau Matthes3) yang Belanda totok menyamar dalam lidah Makassar4)
Kusaksikan nama-nama baru dipasang
Mengganti nama-nama yang sudah akrab dan punya kenang panjang5)
Lagi-lagi tak ada namamu dipancang sebagai mata jalan
Kita kayaknya memang sedang di simpang zaman
Buah manggis yang manis lebih dipilih menggantikan sosok panutan6)
Kota dikembangkan, peran ketokohanmu terlupakan
Sungguh, aku risau tak menemukan Lontarak Bilang Gowa-Tallo7) di pustaka kepala anak-anak
Mereka kelu mendaraskan namamu
Kelas-kelas memang riuh dengan proyek pendidikan karakter8)
Tapi itu kurasa seperti hapalan 36 butir Pancasila9)
Tak terlihat dalam laku
Kurikulum pahit dikulum dalam bandul waktu
Hanya sekadar rapalan untuk nilai rapor
Angka-angka yang didapat patgulipat
Aku menelisik namamu
Kususur sejarah dalam kisah-kisah penuh hikmah
Tersebutlah bahwa dirimu seorang Sabannara’10)
Diangkat oleh Raja Gowa IX, Karaeng Tumapa’risi’ Kallona11)
Kau atur perdagangan di pelabuhan
Kau jadi mediator penguasa Gowa dengan kalangan bangsawan
Kau seorang Tumailalang12)
Bertanggung jawab terhadap kemakmuran
Kau urus dengan tulus pemerintahan
Kau jaga singgasana Kerajaan Gowa penuh bangga
Kau seorang cendekia
Penegak pataka Sombaya13)
Kupaham aksara Lontarak merupakan identitas
Dari sana ilmu ditetas
Peristiwa-peristiwa sejarah ditulis biar bisa terus didaras
Kau terima titah paduka dengan tangan ikhlas
Kau curahkan pikiran bernasmu dengan tuntas
Mahakarya yang kelak menatahkan namamu Daeng Pamatte si lelaki aksara
Kau perhatikan burung-burung terbang
Kau reka dan tata jadi aksara
Kau sangkarkan jadi Lontarak Jangang-Jangang14)
Berbilang tahun aksaramu itu bertambah rupa15)
Ia terbuka pada sesiapa yang mengajaknya bicara
Islam datang diterima dengan terbuka
Aksara diperkaya16)
Budaya saling memperkuat manusia
Bisa jadi cermin untuk berkaca
Bahwa aksara merupakan tanda kemajuan peradaban
Sudah lama bangsa ini berjaya17)
Gowa, 7 Juni 2024
CATATAN KAKI:
1) Sebutan lelaki dalam bahasa Makassar
2) Profil Daeng Pamatte bisa dibaca pada link ini https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/14/130000879/biografi-daeng-pamatte-penemu-aksara-lontara?page=all