NusantaraInsight, Bulukumba — Akhir pekan kemarin menjadi momentum bersejarah bagi Pesantren Masyarakat Masjid Sitti Arfah YAJI di Palampang, Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba dan sekitarnya, Ahad, (28 Januari 2024).
Pasalnya, sebanyak 47 santri dari berbagai usia dan latar belakang meraih prestasi luar biasa sebagai Wisudawan Yayasan Amal Jariyah Indonesia tahun ini dari berbagai kategori wisudawan, di antaranya,
Wisuda Nuraniyah, menghasilkan sembilan santri yang sukses membaca Al Qur’an dengan lancar setelah mengikuti program intensif selama 17 pertemuan
Para santri tampil penuh percaya diri, menyiratkan keterampilan membaca Al Qur’an mereka yang semakin terasah.
Wisuda Hafalan Al Qur’an melahirkan wisudawan dengan 4 kriteria Hafalan Juz Al Qur’an, diantaranya :
– Hafalan 4 Juz 2 orang
– Hafalan 3 Juz 3 orang
– Hafalan 2 Juz 4 orang
– Hafalan 1 Juz 4 orang
Wisuda Qishar Al Mufashal, merupakan wisudawan 25 santri Kelompok Kajian Tartil Al Qur’an Orang Dewasa yang menyukseskan Tahsin atau Perbaikan Bacaan Al Qur’an hingga lancar.
Ustadz Sufriadi, S.Pd. yang merupakan Pembina Pesantren Masyarakat Masjid Sitti Arafah YAJI Bulukumba beliau menyampaikan pesan yang menginspirasi para wisudawan.
“Wisuda bukan berarti menyelesaikan pembelajaran Al Qur’an kita, akan tetapi menjadi langkah awal untuk merencanakan proses belajar lebih lanjut, target yang lebih tinggi. Dan apa yang sudah dipelajari seharusnya diamalkan,” ujar Ustadz Sufriadi penuh semangat.
Ia juga memperkenalkan YAJI Bulukumba. Menurutnya, Yayasan Amal Jariyah Indonesia memiliki visi untuk menjadi yayasan berkualitas global dalam pendidikan dan sosial keagamaan.
“Kita harapkan orang tua juga sudah mulai sadar bahwa yang perlu belajar itu adalah kita yang sudah dewasa. Anak-anak harus didorong belajar, tapi jangan lupakan diri sendiri pun harus lebih giat belajar khususnya belajar Al Qur’an,” ungkap Ustadz Sufriadi dengan bijak.
Ketua Yayasan Amal Jariyah Indonesia menekankan bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar, merujuk pada kisah inspiratif tokoh seperti Sitti Khadijah dan Abu Hanifah yang belajar Al Qur’an pada usia lebih lanjut, ketua YAJI menekankan :
“Tidak ada istilah tua untuk belajar!”
Yayasan Amal Jariyah Indonesia sendiri didirikan pada tanggal 03 Maret 2013 di Kota Makassar, berkonsentrasi pada pembinaan umat pada aspek wakaf, pendidikan dan sosial keagamaan.
Yayasan ini didirikan untuk membangun sebuah sistem pendidikan Qur’ani dan komprehensif (lengkap) yang dibutuhkan untuk mengembalikan kejayaan umat islam dalam berbagai bidang keilmuan, dan menata kehidupan islami menuju masyarakat yang Qur’ani.