NusantaraInsight, Bulukumba — 20 Juni 2025 Rumah Buku meluncurkan project baru. Sore menjelang petang project ini mulai memperkenalkan diri.
Project ini adalah Cicilan Huruf. Sebuah upaya untuk mengajak dalam kampanye gerakan membaca.
Rumah Buku dengan ragam program telah memberi harapan baru buat desa melaju dengan cepat. Menyodorkan kebaruan dan melek literasi untuk menjawab tantangan zaman. Alasan untuk berbagi tak lagi terjebak dengan stigma anak desa. Apalagi Rumah Buku yang bermukim di desa Bontonyeleng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba menjadi contoh konkret untuk berbagi cerita.
Membaca, diskusi, dan menulis adalah rangkaian kegiatan yang bakal mengantarkan siapa saja menemukan dirinya. Begitu pula Cicilan Huruf sebagai program membaca, diskusi, dan menulis. Cicilan Huruf ini adalah tagihan keabadian. Tutur Musakkir Basri penuh percaya diri.
Pukul 17.00 wita kemarin Rumah Buku dengan project barunya mulai mengulas satu buku, yaitu Modernitas: Sebuah Proyek Yang Belum Selesai oleh Jurgen Habermas. Buku kecil dengan ide besar. Sebagaimana buku ini merupakan kumpulan esai yang muatannya semi filsafat. Bahkan bisa dikatakan buku Jurgen Habermas ini adalah senjata untuk mengaktifkan nalar kritis pembaca.
Pada season#1 Cicilan Huruf mengulas dua bagian pada buku Jurgen Habermas. Sebuah proyek yang belum selesai serta yang lama dan yang baru. Setelah ulasan dua prangkat penting tersebut mulailah Musakkir Basri memberikan resensi sebagai cicilan untuk sampai pada resensi seutuhnya setelah buku tersebut habis dibaca.
Tanpa cicilan huruf yang diinspirasikan oleh yang baru, tagihan keabadian tidak akan pernah mengkristal. Cicilan Huruf adalah proyek yang belum selesai. Begitulah Rumah Buku memperkenalkan project barunya dengan mengangkat buku Jurgen Habermas. Semoga ini menjadi langkah klasik yang bakal menghasilkan kesadaran radikal tentang semua koneksi historis apa pun sebelumnya. Gerakan literasi bukan Romantisme abstrak dari sejarah keseluruhan. Tutup Musakkir Basri.