Kampus Lorong Mencerdaskan Kehidupan Lorong

NusantaraInsight, Makassar — Jarak yang jauh dari kompleks perumahan dosen Unhas Jl. Perintis Kemerdekaan bagian paling Utara Kota Makassar menuju Daeng Tata III Lorong Daeng Jakking, Kelurahan Parang Tambung paling Selatan pinggiran Kota Makassar bukanlah jarak yang dekat.

Belum lagi antrian panjang roda dua, roda tiga, roda empat, roda enam, roda delapan bahkan roda sepuluh. Jikalau mengacu pada Peraturan Wali Kota (Perwali) Makassar Nomor 94 Tahun 2013 tentang Peraturan Operasional Kendaraan Angkutan Barang di wilayah Makassar yang mengatur tentang bolehnya beroperasi atau melintas di wilayah Kota Makassar hanya pada pukul 21.00 hingga 05.00 pagi. Namun, fakta di jalan raya berseliweran menjadi pemandangan yang tak jarang menambah kemacetan panjang. Belum lagi, banjir di mana-mana yang katanya itu hanya genangan padahal jelas-jelas itu adalah banjir.

Entah siapa yang salah dalam mendefinisikan “kata banjir” Menurut Wikipedia, banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika air meluap dan merendam daratan yang biasanya kering.

Banjir disebabkan : 1. Saluran air yang kurang baik sehingga tidak bisa menampung air, 2. Air permukaan yang meluap dan melebihi kapasitas debit sistem drainase atau sistem aliran sungai 3. Kapasitas infiltrasi tanah yang rendah, sehingga tanah tidak bisa lagi menyerap air.

BACA JUGA:  Nurul Fitrah Yani, Berbagi untuk Dunia dan Akhirat

Siapa yang salah siapa yang benar, tidak mungkin tanya pada banjir yang menyapa, jadi tanya saja pada rumput yang bergoyang. Tinggalkan mi itu banjir nanti kita pikiirkan solusinya, Kembali ke Kak Ita, bahwa semangatnya untuk sampai di Kampus Lorong tempat berbagi cinta tak pernah surut sebagaimana banjir yang tak kunjung surut dan tak teratasi setiap tahun.

Meskipun jarak antara Kampus Lorong Kolaborasi Komunitas Anak Pelangi dan Aruna Ikatu Indonesia, dengan tempat tinggalnya jauh butuh waktu yang cukup dan kesabaran yang prima karena kondisi alam dan kondisi kota yang begitu ruet mau marah, marah pada siapa?? Kesemuanya bukan hanya tentang jarak fisik, tetapi tentang misi mulia yang lebih besar.

Menghadapi tantangan tersebut, dengan keberanian dan kesabaran yang luar biasa, ia menerobos hujan, berhadapan dengan desiran petir yang menggelegar, dan melawan banjir yang melumpuhkan jalanan. Semua itu dilakukan demi satu tujuan: memberikan ilmu dan berbagi cinta kepada anak-anak di Lorong Daeng Jakking dalam wadah Kampus Lorong pada hari jum’at, 29 November 2024

BACA JUGA:  Kampus Lorong Buka Kelas Khusus Lansia

Sesampainya di Lorong Daeng Jakking, Kak Ita tidak terhenti oleh derasnya hujan. Butiran hujan itu, meski menambah dingin dan basah, tidak mampu mengurangi semangatnya yang terus menyala. Di lorong sempit ini, di tengah suasana yang tampaknya tak ramah bagi kebanyakan orang, Kak Ita hadir dengan senyum yang hangat. Bagi Kak Ita, lorong ini adalah tempat penuh harapan, tempat di mana anak-anak usia SD hingga SMP menantikan ilmu dan pengetahuan untuk menggapai masa depan yang lebih cerah.