Oleh: Agus K Saputra
NusantaraInsight, Makassar — Tak sengaja bertemu kawan kerja di sumbawa besar. Sekitar tahun 2014-2017. Saya menunggu cucu yang bermain di pusat permainan anak-anak. Ternyata Miq Atha – begitu panggilan akrabnya- pun demikian. Menunggu anaknya bermain. Saya memanggilnya pertama kali.
“Eh bapak. Saya baru saja lihat postingan (mas yok Sundoyo Arema) di medsos, ” timpal Miq Atha mengurai “kekagetan”.
“Wah berarti energi kita sama. Saling bertubrukan hingga kita bertemu.”
Sebagai lazimnya, kami pun saling bertukar cerita setelah berpisah tu7uh tahun. Miq Atha sekarang di posisi –sekitar– first line manager kantor cabang. Sebuah lompatan jika dibandingkan posisi terdahulu.
Dalam dunia kerja dikenal istilah etos kerja. Sebuah nilai yang didasarkan pada kerja keras dan ketekunan. Hal ini menurut saya sangat melekat dalam diri seseorang. Bahkan bisa jadi karakter keseharian (baik di tempat kerja mau pun di rumah tangga☕️).
Andai saja karakter ini menjadi habbit di setiap orang. Tentu menjadi value added di organisasi tersebut. Setidaknya goal oriented yang dimaklumatkan menjadi mesin organisasi yang berdaya dan berhasil guna.
“Saya melihat ada “ketimpangan” nyata jika merunut dari kisah perjalanan saya pak, ” tambah Miq Atha. Ketika saya dalami, Miq Atha “mempersoalkan” perkara zona nyaman.
Zona nyaman –dikenal juga sebagai comfort zone– adalah situasi di mana seseorang hidup dalam kondisi yang nyaman, aman, dan bebas risiko. Meski terlihat aman, seseorang yang selalu hidup dalam zona ini cenderung kesulitan untuk mengembangkan diri.
Inilah yang menjadi tantangan seorang leader untuk terus membangkitkan semangat etos kerja. Bukan hanya manis di bibir. Tetapi harus dipraktekkan. Bahkan menjadi role model di organisasi tersebut.
Karena bagaimana pun. orang boleh berganti, organisasi harus tetap berjalan. Etos kerja pun dengan sendirinya menggelindingkan apa yang disebut: leader create leader.
Meminjam kalimat John C. Maxwell, “leaders become great not because of their power but because of their ability to empower others.”
Keberhasilan seorang pemimpin, bukanlah ditentukan dari kekuasaan yang dimilikinya. Namun pemimpin hebat adalah ketika berhasil mengembangkan orang lain. Pemimpin bukanlah yang bekerja sendiri. Pemimpin membutuhkan dan bekerja di dalam team.
“Apa target pribadi side, Miq.”
“Konversi biaya hidup dengan emas.”
Tampiasih Miq Atha. Sukses dan berkah selalu, ya.
#akuAIR – Mataram, 04-09-2024: 21.06