Religi  

Ngopi Bareng di Jannatul Firdaus

Dengan demikian poin motivasi dahsyatnya adalah untuk meraih muttaqien itu bukan hanya yang kaya, berpangkat tinggi, bangsawan, pimpinan, ulama akan tetapi semua status dapat menggapainya. Misalnya diperkantoran sudah dipastikan yang bakal menduduki posisi teratas (GM, Dirut, Jenderal, dll) tidak mungkin office boy, golongan 1 dan 2, satpam, pelayan/staf, maka tentulah untuk posisi penting itu bagi yang berpendidikan, pangkat tinggi, status atas, dan berkeahlian tinggi sangatlah terbatas.

Sangat berbeda halnya dalam konteks keilahian/ketauhidan, mungkin saja menjadi terbalik situasinya yang berpangkat tinggi atau berposisi tinggi lantaran kurang memperhatikan jalan dan amalan ketakwaan sehingga tidak manggapai muttaqien, otomatis tidak Bersama rasulullah, ambiya, waliyullah, syuhada di syurga berbintang lima nanti di akhirat. Sebaliknya meskipun yang berpangkat rendah, level bawahan, prasejahtera, status budak sekalipun tetapi manakala ia mampu menempuh jalan dan amalan menuju muttaqien akan Bersama para rasulullah, ambiya’, waliyyullah, syhada dll nantinya di syurga berkelas tersebut dalam “suasana ngopi bareng”.

Di dunia yang penuh dagelan ini, sangat tidak mungkin seorang rendahan, pangkat biasa, kelas prajurit akan hidup bersama dengan raja, GM. pimpinan, jenderal, orang kaya secara permanen, sangat mustahil adanya. Akan tetapi bagi di kehidupan abadi kelak, si miskin, si rendahan bahkan si budak yang tak bernilai itu manakala ia muttaqien akan bersama rasulullah dan para syhara di syurga yang sangat berkelas itu. Inilah nilai dan motivasi yang sangat dahsyat yang perlu ditanamkan pada semua elemen masyarakat dimanapun dan kapanpun.

BACA JUGA:  K.H. M. Said Abd. Shamad Pengajian Pekanan di Manggala

Bagi kita semua sebagai umat Muhammad, tidak ada alasan untuk tidak bersemangat menjadi muttaqun, tidak berkomitmen, apalagi merasa minder, tidak percaya diri, daya kompetisi lemah, tapi agar terus berkomitmen untuk beribadah berkerja keras yang optimal sesuai kapasitasnya  terus harus diglorakan, didakwahkan, dan ditanamkan, insyaalah dapat dipastikan prestasi, kualitas kerja, inovasi, dan kesadaran akan meningkat tajam dan berkualitas. Ayo kita pertahankan status muttaqun yang telah kita raih serta impelementasikan kedahsyatannya dalam kehidupan keseharian kita dan pada profesi kita masing-masing, disinilah kita tunjukkan bahwa kita sebagai khaera ummah, umat terbaik (the best).

*) Tulisan ini merupakan naskah khotbah Idul Fitri 1445 H, disampaikan di Masjid Darul Falah, Minasa Upa Blok M, Makassar, April 2024. Judul asli tulisan ini adalah Menggapai Dan  Menjaga (Me-Maintenance) Kualifikasi Muttaqien Pasca Ramadhan.