Bertemu Komunitas Patonro, Ini Komitmen Calon Walikota Makassar Amri Arsyid Pada Budaya Kearifan Lokal

NusantaraInsight, Makassar — Calon Walikota Makassar, Muhammad Amri Arsyid, menemui Ketua Komunitas Patonro, Subhan, di salah satu warung kopi di kota Makassar. Minggu, 7/07/2024

Pertemuan ini berlangsung dalam suasana santai namun penuh makna, dengan topik diskusi yang berfokus pada budaya Bugis-Makassar. Amri Arsyid menunjukkan perhatian yang besar terhadap pelestarian dan pengembangan budaya lokal, yang menurutnya merupakan kekayaan yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Dalam diskusi tersebut, Amri Arsyid menegaskan komitmennya untuk mengangkat kearifan lokal Bugis-Makassar ke dalam setiap aspek kehidupan kota. Ia percaya bahwa budaya lokal memiliki peran penting dalam membentuk identitas dan karakter masyarakat Makassar. “Budaya Bugis-Makassar tidak hanya sekedar warisan, tetapi juga sumber inspirasi dan kebanggaan yang harus terus kita lestarikan,” ujar Amri. Ia menambahkan bahwa nilai-nilai budaya ini harus diterapkan dalam berbagai program pembangunan kota agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.

Amri Arsyid berjanji untuk mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam kebijakan dan program pemerintahannya jika terpilih nanti. Ia menegaskan bahwa pembangunan yang berkelanjutan haruslah berakar pada budaya lokal yang kuat. “Kita harus membangun Makassar yang modern tanpa melupakan akar budaya kita. Dengan memadukan inovasi dan tradisi, kita dapat menciptakan kota yang maju namun tetap berbudaya,” kata Amri Arsyid Komitmen ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat Makassar untuk lebih mencintai dan melestarikan warisan budaya, menjadikan Makassar sebagai kota yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal.

BACA JUGA:  PPK Tallo Sosialisasi 16 Titik Keramaian

Subhan Ketua Komunitas Patonro, menyambut baik visi dan komitmen Amri Arsyid. Ia berharap bahwa jika terpilih menjadi Walikota Makassar, Amri dapat mengimplementasikan program-program yang mendukung pelestarian budaya lokal, seperti festival budaya, pelatihan kesenian tradisional, dan pengembangan pusat-pusat kebudayaan. Diskusi tersebut juga membahas pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan komunitas lokal dalam menjaga dan mempromosikan budaya Bugis-Makassar di tengah arus modernisasi. Ujar Subhan