“Seorang Teman di Langit” Muncul di Daeng Jakking Parangtambung

Seorang teman di langit
Foto bersama usai diskusi buku Seorang Teman di Langit

NusantaraInsight, Makassar — “Seorang Teman di Langit” muncul di Pusat Pendidikan Komunitas Anak Pelangi (K-Apel), Jalan Daeng Jakking, Kelurahan Parangtambung Kecamatan Tamalate, Makassar, Sabtu (8/2/2025).

Kemunculan karya Anil Hukma berupa Kumpulan Cerpen Seorang Teman di Langit ini, karena akan dilaunching dan didiskusikan oleh para sastrawan dan juga budayawan yang tergabung di Ikatan Penulis Muslim Indonesia (IPMI).

Buku Cerpen setebal 123 halaman ini, berisi 14 judul cerpen. Kumpulan cerpen tersebut sudah dimuat di berbagai media, antara lain, Surat Kabar Pedoman Rakyat, Harian Fajar, Harian Kompas, Surat Kabar Kampus Identitas, Tabloid Kibar dan lain-lain.

Kumpulan cerpen karya Anil Hukma yang diterbitkan oleh Arya Pustaka ini menjadi bahasan menarik dari 3 pembahas antara lain Prof. Dr. Mardi Adi Amin (penulis dan akademisi), Drs Muhammad Amir Jaya dan dipandu oleh jurnalis senior Asnawin Aminuddin.
Sayangnya salah seorang pembahas yakni Mahrus Andis (Kritikus Sastra) tidak hadir dalam acara yang juga dihadiri oleh sejumlah seniman dan sastrawan di Makassar, seperti Asia Ramli Prapanca, Ishakim, Yudhistira Sukatanya, Dr Shaf Muhtamar, H Anwar Nasyaruddin, Syahril Rani Patakaki, Bahar Merdhu, Andi Marliah dan juga seorang jurnalis senior yakni Ardhy M Basir.

BACA JUGA:  TISI Luncurkan Buku Cerita Anak Berlatarbelakang Berbagai Tradisi Daerah

Seorang Teman di Langit merupakan salah satu dari 14 judul cerpen yang ada dalam buku.

Buku ini juga memasukkan testimoni dari berbagai bidang ilmu, seperti D. Zawawi Imron, And Naddim Haji Shaiddin (Ketua Satu Ikatan Penulis Sabah, Malaysia), Basri (jurnalis), Ana Mustamin (Pemred Majalah Sastra Majas), Dr. Zefri Ariff, (Brunei Darussalam University), Eka Budiata (Sastrawan), Amin Wangsitalaya (penyair), Pangeran P (cerpenis).

Diskusi kumpulan cerpen menjadi sangat dinamis, karena menurut beberapa penanggap apa yang ditulis Anil Hukma dalam cerpennya itu, butuh pemahaman yang mendalam karena bahasa yang digunakan mengandung arti yang cukup dalam.

Bahkan Andi Marliah meminta kepada pembahas Prof Mardi Adi Armin agar membuat tulisan untuk pembahasan.
“Karena buku yang dibahas, tidak kami pegang dan dari 100 persen penyampaian, paling 75 persen yang kita ingat dan paling 25 persen yang dapat kita serap. Apalagi penyampaian Prof Mardi tadi sangat bermanfaat bagi kami untuk memahami istilah-istilah bahasa baru,” ucapnya.

Di sisi lain, Ishakim memaknai cerpen “Seorang Teman di Langit” adalah sosok Almarhum Andi Safrullah Karaeng Matimmung bin Andi Nontji Karaeng Sanre atau akrab disapa “Roel Sanre” yang juga adalah suami tercinta dari Anil Hukmah yang dituangkan dalam cerpen.