NusantaraInsight, Makassar — Ada suasana berbeda terlihat di SD Negeri Borong beberapa hari terakhir. Tampak mahasiswa dengan jaket almamater warna orange mengajar di kelas-kelas. Ada juga yang melatih anak-anak menari.
“Kami dari UNM tengah mengadakan kegiatan Asistensi Mengajar di Sekolah Dasar,” terang Lutfiah Fakhira, Kamis, 16 November 2023.
Mahasiswa angkatan 2021 itu merupakan bagian dari kegiatan Asistensi Mengajar di Sekolah Dasar (AMSD) dari Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan (PGSD-FIP), Universitas Negeri Makassar (UNM).
AMSD adalah aktivitas pembelajaran yang dilakukan mahasiswa secara kolaboratif dengan guru/fasilitator/orang tua di berbagai satuan pendidikan dalam subsistem pendidikan formal. Salah satu tujuannya, memberi kesempatan mahasiswa untuk mengajar dan melakukan pendalaman pada ilmunya.
AMSD mahasiswa UNM ini diadakan sejak tanggal 31 Oktober sampai dengan 8 Desember 2023. Ada sebanyak 24 orang yang mengikuti program ini di SD Negeri Borong.
“Kami ini rata-rata merupakan mahasiswa semester 5,” lanjut Lutfiah Fakhira.
Selama program AMSD, mahasiswa jurusan PGSD-FIP itu melaksanakan beberapa kegiatan. Yakni, membantu guru dalam proses pembelajaran, melatih siswa menari, dan pembuatan modul ajar. Latihan menari antara lain terlihat di kelas 4, yang dilakukan Riska dan kelompoknya. Selain itu, mereka juga melakukan praktik mengajar, dan menggantikan guru mengajar, apabila ada guru yang berhalangan masuk.
“Kami juga diajak ikut dalam kegiatan Bunda Pustaka, seperti saat Lomba Mewarna Tingkat SD se-Kota Makassar, yang diadakan dalam rangka HUT Kota Makassar dan Hari Pahlawan,” kisahnya.
Saat ditanya, pengalaman menarik apa yang dtemukan selama berkegiatan di sekolah yang berada di Kecamatan Manggala, Kota Makassar itu? Lutfiah Fakhira menjawab, saat melatih anak-anak menari dan ikut terlibat dalam kegiatan sekolah.
Latihan menari dan kegiatan seni ini dilakukan untuk nanti tampil dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Rencananya, pementasan P5 ini akan dilakukan pada bulan Desember mendatang.
Karena ini program pembelajaran mereka sebagai calon guru, maka tentu ada tantangan yang dihadapi. Itu terjadi pada saat pertama kali terjun langsung ke sekolah. Ada kendala bagaimana cara mereka mendekatkan diri ke anak-anak yang punya berbagai karakter.
“Solusinya, yaitu kami melakukan pendekatan dengan mereka agar merasa nyaman dengan kehadiran kami dan bisa berbagi cerita,” tutur wanita berjilbab yang akrab disapa Fira itu.