Lahan Contoh Penghijauan di Kec. Parado Bima (4): Mereka Pejuang Pelestarian Hutan

“Saya harapkan mereka yang masih menanam jagung adalah kembali sadar. Ini baru tiga empat tahun sudah menghasilkan. Waktu berproduksi tanaman itu tidak lama,” kata Ibrahim.

Kemiri sejak ditanam hingga berbuah berusia sekitar 3 tahun 8 bulan. Sudah tujuh tahun ditanam, tiga tahun di antaranya sudah berbuah. Durian lokal yang ditanam ini baru tujuh, bahkan belasan tahun baru berbuah. Jika ada campur tangan pemerintah memasok bibit-bibit durian unggul, tentu akan lebih produktif lagi.

Menurut Abdillah M.Saleh, ada tanaman durian cangkokan yang dalam usia tiga tahun ditanam sudah berbuah. Bahkan Tim Penanggulangan Kerusakan Reboisasi Hutan dan Lingkungan Hidup Parado diminta berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk pengadaan bibit ini.

Kapten Inf.Ibrahim menjelaskan, di Pos Ramil Parado sudah memiliki lahan 3 ha, kelak ada pembibitan dan upaya pemerintah memberikan contoh kepada masyarakat mengenai tumbuhan yang memiliki nilai ekonomisnya, seperti durian, advokat, rambutan, mangga, nangka.

“Nanti kita akan jadikan lahan Koramil yang 3 ha itu sebagai objek percontohan. Jadi masyarakat membentuk kelompok-kelompok dan diundang melihat percontohan itu.

BACA JUGA:  Mendikbudristek Pastikan Kenaikan UKT Batal

Melihat contoh itu, dengan sendirinya masyarakat mau berbuat dan hutan-hutan yang sudah gundul akan kembali dihutankan lagi,” sebut Ibrahim.
Masyarakat yang menghutankan lahan ini juga menanam jagung, namun menanam pohon kemiri dan buah-buahan. Jadi berjalan seiring. Tidak terasa, kata Abdillah M.Saleh, hutan reboisasi ini sudah memberikan hasil dan jagung sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan. Ternyata, hasil jagung itu tidak lebih hebat dari hasil yang diberikan komoditas kemiri.

“Inikan tidak mengganggu sebenarnya, yakni menanam kemiri dalam jarak 12 atau paling jauh 20m, sehingga nanti sama-sama menghasilkan. Kemarin pada tahun pertama hingga kelima hasil jagung, tahun kelima dan seterusnya hasil komoditas kemiri,” ujar Abdillah M.Saleh.

Gerakan tim yang dipimpin H.Lukman MD, S.I.P. dan Abdillah M.Saleh, S.Pd. Ini sudah berjalan sejak tahun 2016. Pembinanya, Camat, Dan Ramil, Kapolsek, dan Kepala KPH Parado khususnya Kepala Resor Kehutanan Kecamatan Parado.

Perhatian terhadap reboisasi ini gencar digaungkan di Kecamatan Parado karena pembabatan hutan yang terjadi lantaran masyarakat mulai tergiur dengan tanaman jagung yang laris manis di pasar bisnis komoditas pertanian nonpadi. Pembabatan ini berlangsung bagaikan dikomando di seluruh Kabupaten Bima. Di mana-mana kini, penuh dengan tanaman jagung, seperti yang saya saksikan ketika lebaran 2024. Di sisi jalan tanaman jagung menyentuh batas jalan yang diaspal.