Kerangka konseptual penelitian Promovendus, kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan dan memiliki pengaruh terhadap kinerja.
Yang dapat dilakukan untuk intervensi oleh PLN adalah kompensasi yang tidak memiliki efek tak langsung yang paling besar. Diikuti oleh kepemimpinan 0,359, dan budaya organisasi 0,434.
Perusahaan harus memprioritaskan peningkatan kompensasi yang adil dan transparan, sekaligus meningkatkan gaya kepemimpinan yang inklusif dan membangun budaya positif untuk meningkatkan kepuasan kerja yang akan berdampak pada kinerja karyawan.
Promovendus merekomendasikan kepada PLN adalah, sehendaknya mereka fokus pada kompensasi sebagai faktor utama untuk meningkatkan kepuasan kerja dan melakukan pelatihan kepemimpinan dan pengembangan budaya organisasi, yang harus dilakukan secara terpadu untuk memperkuat efek mediasi kepuasan kerja. Hal ini mendukung teori bahwa kepuasan kerja adalah jembatan kritis antara fakta-fakta internal perusahaan dengan kinerja karyawan.
Temuan penelitian Promovendus, pertama, kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PLN (Persero) Wilayah Sulselbar di Kota Makassar. Demikian pula budaya organisasi, tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PLN (Persero) Wilayah Sulselbar di Kota Makassar. Akan tetapi, kedua hal ini (kepemimpinan dan budaya organisasi), efektif meningkatkan kinerja melalui peningkatan kepuasan kerja. Jadi ada intervensi di antaranya.
Simpulan dari gap ini adalah kepuasaan kerja berfungsi dengan baik sebagai jembatan, yang mana faktor internal perusahaan seperti kepemimpinan, desain pekerjaan, kompensasi, memengaruhi kepuasan kerja. Kepuasan kerja kemudian menjadi jembatan yang menghubungkan-nya dengan kinerja dan karyawan.
Keterbatasan penelitian ini, Ady Sumadi mengakui, bahwa kami hanya meneliti 1.050 populasi di PT PLN (Persero) Wilayah Sulselbar pada tiga kantor PLN di Makassar pada tahun 2023, dengan sampel 2025.
Ini sesuai dengan standar yang diberikan. Penelitian ini hanya menguji tiga variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sulselbar di Kota Makassar, sehingga masih kurang dapat menjelaskan komprehensif dan diharapkan kepada para peneliti berikutnya dapat meneliti dari sisi yang lain atau menggunakan variabel-variabel tambahan lainnya.
Novelti penelitian ini, ketika uji hipotesis berpengaruh langsung kepemimpinan terhadap kinerja, menunjukkan hasil positif tidak signifikan dengan nilai P value 0,412, akan tetapi setelah dilakukan uji mediasi, dalam rangkaian pengaruh kepuasan kepemimpinan terhadap kepuasan kinerja, justru menunjukkan hasil yang positif dan signifikan.