Namun mungkin karena ketidakpercayaannya itu, suatu saat Allah mengujinya dengan memperlihatkan hal-hal yang gaib.
Sekali waktu, ketika tinggal di Bandung, bertepatan dengan suaminya sedang di Jakarta untuk waktu tiga hari. NR takut karena tinggal di rumah hanya dengan anaknya yang berusia 9 bulan, Mutia Nurul Fariza.
Dia pun memutuskan pindah ke rumah asisten rumah tangganya di Dago, daerah ketinggian. Di belakang rumah tersebut ada tebing yang juga terdapat sungai yang airnya mengalir dari kaki bukit. Di sekeliling rumah itu disesaki tumbuhan rumpun pohon bambu. Konon di sela-sela rumpun bambu itu ada makam bayi.
Selepas magrib, dari rumpun bambu tersebut terdengar suara gemerisik. Daun-daun bambu saling bergesekan bagai ditiup angin kencang. Mutia Nurul Fariza menangis lantang dalam waktu yang cukup lama. Mulai magrib hingga “Dunia dalam Berita” di TVRI ditayangkan pukul 22.00 WIB. Khawatir dengan kondisi putrinya, NR membawanya ke dokter. Ternyata dokter tidak menemukan gangguan medis pada si kecil.
“Atas saran Nyai pembantuku, kuputuskan untuk memanggil orang pintar alias dukun,” tulis NR di halaman 122 bukunya.
“Ini bukan anak ibu yang menangis, melainkan ada sosok yang masuk merasukinya. Coba perhatikan mata anak ibu, tak ada air matanya,” kata sang dukun saat NR mengamati kondisi putrinya dan akhirnya menyadari, mata sang anak kering, tak ada genangan air mata setetes pun. Ini hanya salah satu contoh dari sekian banyak peristiwa gaib yang mengitari NR.
Sebelum menulis skripsi dia mulai lebih serius mempelajari La Galigo. Naskahnya diberikan oleh Drs. Johan Nyompa, dosennya. Ketika itu, Johan Nyompa, almarhum, masih dosen Fakultas Sastra sebelum pindah ke Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Unhas. Dosennya itulah yang menyarankan agar menjadikan naskah La Galigo itu sebagai skripsinya.
Pada tahun 1983, NR meraih gelar sarjana, Dra. Tidak lama menganggur, ada permintaan dosen di Unhas. Di luar dugaannya, dia lulus. Tahun 1984, saat itu.
Setelah menjadi dosen, NR meminta ibunya berhenti menjahit pakaian. Mesin jahit pun disumbangkan ke panti asuhan. Pada waktu lowong, ibunya mengajar anak-anak mengaji.
Pada tahun 1987 atas jasa Drs.H.Ambo Gani, mengirim NR mengikuti kuliah S-2 di Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung dengan bidang konsentrasi ilmu filologi. Kajian ini pun berlanjut saat mengikuti Program S-3 di Universitas Indonesia tahun 1993, diselingi studi pustaka di Koninklijk Instituut voorTaal Land en Volkenkunde (KITLV) –Lembaga Kerajaan Belanda untuk untuk bahasa, tanah air, dan kajian masyarakat dan Universitas Leiden setahun.