NusantaraInsight, NTT — “Boardgame merupakan hal baru bagi kami. Baru sekarang kami mendengar boardgame, apalagi digunakan untuk pembelajaran…” ucap Muhammad Tayeb, S.Pd., kepala sekolah SDN 1 Pulau Rinca saat pembukaan acara.
Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Nusa Tenggara Timur dan merupakan wilayah konservasi Komodo.
Masyarakat di Pulau Rinca masih hidup berdampingan dengan Komodo yang hidup bebas di hutan.
Pulau Rinca merupakan salah satu destinasi yang menarik wisatawan karena menawarkan pengalaman berbeda bagi turis untuk menyaksikan Komodo yang hidup di alam liar.
Hanya saja, Pulau Rinca masih termasuk ke dalam wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Masyarakat masih mengalami keterbatasan akses, salah satunya adalah akses informasi pendidikan.
Berbagai inovasi yang sudah berkembang di Pulau Jawa, belum diketahui oleh guru di Pulau Rinca. Meskipun demikian, guru dan kepala sekolah di SDN 1 Pulau Rinca memiliki tekad dan keinginan yang tinggi untuk terus mengembangkan pendidikan di Pulau Rinca.
Untuk memperkenalkan inovasi pendidikan di Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, tim pengabdian masyarakat ITB memberikan boardgame (game based-learning).
Program pengabdian ini merupakan kolaborasi antara Kelompok keilmuan Literasi Budaya Visual FSRD ITB, Kelompok keilmuan Komunikasi Visual dan Multimedia FSRD ITB, dan Kelompok Keilmuan Fisika dan Teknologi Material Maju FMIPA ITB.
Tim pengadian yang hadir di antaranya Yani Suryani, M. Hum. sebagai ketua tim, Dr. Tri Sulistyaningtyas, M. Hum., Dr. Alvanov Zpalanzani, MM., Prof. Dr. Fatimah Arofiati Noor, Sira Kamila Dewanti Amalia, M. Hum, Tegar Priskadana Putra, M.Ds., dan Faiz Aulia Rahman, S.Si.
Kegiatan ini dilaksanakan dari 1-4 Oktober 2025. Program pengabdian diawali dengan workshop bersama para guru. Workshop diberikan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang penggunaan boardgame dalam pembelajaran.
Materi yang diberikan menunjukkan fungsi boardgame dalam menciptakan experiential learning dan tangential learning.
Boardgame dapat memberikan pembelajaran dengan experiential learing melalui pengalaman sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang terkandung dalam konten permainan.
Sementara itu, tangential learning mengajarkan materi berdasarkan topik tertentu dengan visual dan verbal yang spesifik.
Boardgame memberikan simulasi kepada siswa terhadap topik tertentu yang diberikan. Workshop dilanjutkan dengan pelatihan permainan yang telah tim bawa dari Bandung.
Terdapat tujuh permainan yang dikenalkan, yaitu Selada Sains (Selaras dengan Alam), Rubrate!, Math Story: Seri Pahlawan, Jaganima, Seafood, 3EM!, dan Tangled Threads.